Tungku Naga yang Semakin Merana
Jika nama naga disebut, walau di Eropa ternyata juga ada, tetapi rujukan utamanya
Sudah pastilah Cina, karena konon kabarnya memang di Cina-lah dilahirkan naga.
Salah satu bukti nyatanya adalah dimasukkannya naga ke dalam lingkaran shio cina,
Bahkan kemudian shio naga inilah yang dikenal sebagai shio yang paling perkasa,
Tidak hanya karena dewa pelindung shionya memang garang dan penuh wibawa,
Tetapi karena juga terbukti di dunia nyata orang bershio naga tahan sekali menderita
Kemudian pada akhirnya pasti jaya, gagal boleh saja tetapi bangkit kembali dan jaya
Adalah fenomena yang kemudian menjadi realita dunia nyata bagi orang bershio naga.
Singkat cerita, naga adalah kendaraan para dewa, simbol penuh wibawa dan perkasa,
Dan ketika dilekatkan pada manusia, dua ciri utamanya tampak terus ada dan ikut serta.
Naga itu perkasa, naga itu berwibawa, naga itu simbol kaisar dan maharaja berkuasa.
Jadi kalau kemudian nanti muncul sesuatu berlogo naga tetapi kalah melulu kerjanya,
Maka pasti ada yang sangat salah, sehingga bukannya ada karunia tetapi malah petaka.
Dan ini memang ada faktanya, bagaimana banyak tungku raksasa berlambang naga,
Perlahan tetapi pasti jadi pecundang tidak berdaya, cuma yang agak membuat lega,
Sang penakluk ternyata berasal dari negeri lahirnya sang naga perkasa berwibawa.
Beberapa tungku naga sekarang ini malah tidak menyisakan apa-apa kecuali jelaga.
Jelaga yang dulu pernah jadi pertanda bahwa api membara dalam perut sang naga,
Semburannya terus bergelora guna menciptakan salah satu bahan buatan manusia
Yang konon bahkan jauh lebih kuat dari baja sehingga dipakai pesawat antariksa.
Sekarang sang jelaga berubah makna, dulu bermakna jaya sekarang tidak berdaya,
Dulu bermakna banyak perut terjaga, eh sekarang jadi penyebab mata berkaca-kaca.
Beginilah jadinya jika mengandalkan simbol semata karena berubah juga untuk naga.
Naga yang terlanjur hidup bahagia dan bersarang di gugusan lintasan khatulistiwa
Lupa bahwa semua kolega mereka yang sesama naga di negara tempat asal sana,
Tidak hanya mengasah otot dan tenaga, tetapi juga mengubah lirikan mata penggoda.
Semburan tenaga pembakar membara sudah jelas semakin dahsyat saja perbawanya,
Ditambah dengan kerling mata indah yang semakin genit menggoda, maka hasilnya
Dapat dengan mudah diterka, lebih indah dan bergaya, lebih kuat dan lebih perkasa,
Serta ... mungkin inilah alasan yang paling penting, uang penukarnya sedikit saja.
Ya hanya sedikit saja dan itu cukuplah sudah ... ha ... ha ... ha ... lalu bagaimana bisa
Sang tungku naga yang membelit indah lingkaran khatulistiwa dapat menyainginya?
Citius, Altius, Fortius, kata manusia perkasa Yunani sana, tetapi di negeri sang naga,
Lebih keras, lebih bebas, lebih gagas, masih ditambah tiga aura - lebih bercahaya,
Lebih bergaya, dan lebih berbunga, maka akibanyat mudah ditebak, pemenang siapa
Dan pecundang yang mana ... begitulah sang naga yang di khatulistiwa tidak berdaya.
Tikar pada akhirnya memang harus digulung, barang dagangan harus dicari gantinya.
Betapa hebat waktu menggilas manusia, perlahan tetapi pastinya janganlah ditanya.
Di tanah Jawa tukang keliling tinggal rekam jejaknya, di Singkawang tungku naga
Hanya tinggal jelaganya ... inilah potert buram perubahan kita dari masa ke masa.
Ada yang berubah makin mulia tetapi banyak juga yang berubah semakin menderita.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
Jika nama naga disebut, walau di Eropa ternyata juga ada, tetapi rujukan utamanya
Sudah pastilah Cina, karena konon kabarnya memang di Cina-lah dilahirkan naga.
Salah satu bukti nyatanya adalah dimasukkannya naga ke dalam lingkaran shio cina,
Bahkan kemudian shio naga inilah yang dikenal sebagai shio yang paling perkasa,
Tidak hanya karena dewa pelindung shionya memang garang dan penuh wibawa,
Tetapi karena juga terbukti di dunia nyata orang bershio naga tahan sekali menderita
Kemudian pada akhirnya pasti jaya, gagal boleh saja tetapi bangkit kembali dan jaya
Adalah fenomena yang kemudian menjadi realita dunia nyata bagi orang bershio naga.
Singkat cerita, naga adalah kendaraan para dewa, simbol penuh wibawa dan perkasa,
Dan ketika dilekatkan pada manusia, dua ciri utamanya tampak terus ada dan ikut serta.
Naga itu perkasa, naga itu berwibawa, naga itu simbol kaisar dan maharaja berkuasa.
Jadi kalau kemudian nanti muncul sesuatu berlogo naga tetapi kalah melulu kerjanya,
Maka pasti ada yang sangat salah, sehingga bukannya ada karunia tetapi malah petaka.
Dan ini memang ada faktanya, bagaimana banyak tungku raksasa berlambang naga,
Perlahan tetapi pasti jadi pecundang tidak berdaya, cuma yang agak membuat lega,
Sang penakluk ternyata berasal dari negeri lahirnya sang naga perkasa berwibawa.
Beberapa tungku naga sekarang ini malah tidak menyisakan apa-apa kecuali jelaga.
Jelaga yang dulu pernah jadi pertanda bahwa api membara dalam perut sang naga,
Semburannya terus bergelora guna menciptakan salah satu bahan buatan manusia
Yang konon bahkan jauh lebih kuat dari baja sehingga dipakai pesawat antariksa.
Sekarang sang jelaga berubah makna, dulu bermakna jaya sekarang tidak berdaya,
Dulu bermakna banyak perut terjaga, eh sekarang jadi penyebab mata berkaca-kaca.
Beginilah jadinya jika mengandalkan simbol semata karena berubah juga untuk naga.
Naga yang terlanjur hidup bahagia dan bersarang di gugusan lintasan khatulistiwa
Lupa bahwa semua kolega mereka yang sesama naga di negara tempat asal sana,
Tidak hanya mengasah otot dan tenaga, tetapi juga mengubah lirikan mata penggoda.
Semburan tenaga pembakar membara sudah jelas semakin dahsyat saja perbawanya,
Ditambah dengan kerling mata indah yang semakin genit menggoda, maka hasilnya
Dapat dengan mudah diterka, lebih indah dan bergaya, lebih kuat dan lebih perkasa,
Serta ... mungkin inilah alasan yang paling penting, uang penukarnya sedikit saja.
Ya hanya sedikit saja dan itu cukuplah sudah ... ha ... ha ... ha ... lalu bagaimana bisa
Sang tungku naga yang membelit indah lingkaran khatulistiwa dapat menyainginya?
Citius, Altius, Fortius, kata manusia perkasa Yunani sana, tetapi di negeri sang naga,
Lebih keras, lebih bebas, lebih gagas, masih ditambah tiga aura - lebih bercahaya,
Lebih bergaya, dan lebih berbunga, maka akibanyat mudah ditebak, pemenang siapa
Dan pecundang yang mana ... begitulah sang naga yang di khatulistiwa tidak berdaya.
Tikar pada akhirnya memang harus digulung, barang dagangan harus dicari gantinya.
Betapa hebat waktu menggilas manusia, perlahan tetapi pastinya janganlah ditanya.
Di tanah Jawa tukang keliling tinggal rekam jejaknya, di Singkawang tungku naga
Hanya tinggal jelaganya ... inilah potert buram perubahan kita dari masa ke masa.
Ada yang berubah makin mulia tetapi banyak juga yang berubah semakin menderita.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
tribudhis 25 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar