WASHINGTON - Kasus skandal seks Secret Service yang memberikan pengawalan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, masih terus hangat dibicarakan. Kasus tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan para agen rentan diperas.
"Perbuatan tidak bermoral tersebut (skandal seks) menimbulkan kekhawatiran bahwa para agen bisa menjadi korban pemerasan. Ini tentunya menjadi kekhawatiran bagi keamanan nasional," jelas anggota Kongres AS Darrell Issa seperti dikutip CBS, Senin (16/4/2012).
"Kami tentunya mempertanyakan, apakah sistem yang ada selama ini dapat mencegah peristiwa serupa di masa depan," imbuh Issa.
Secret Service telah memulangkan 11 personel mereka yang kedapatan berkencan dengan pekerja seks komersial (PSK) di Cartagena, Kolombia. Mereka diketahui berkencan sesaat sebelum kedatangan Obama ke Cartagena, guna menghadiri KTT Amerika.
Tidak ada satu orang personel yang dipulangkan itu, bertugas khusus untuk mengawal Presiden Obama secara pribadi. Setibanya mereka di Washington, divisi penyelidik internal Secret Service langsung menyelidiki kasus yang mempermalukan Dinas Rahasia AS tersebut.
Sementara menanggapi kasus ini, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, Presiden Obama masih tetap mempercayai Secret Service. Kasus ini dianggapnya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap keamanan Obama selama di Kolombia.
Kejadian ini menjadi sorotan terbaru terhadap kinerja Secret Service. Sebelumnya pada 2009 lalu, pengawal presiden ini sempat kecolongan saat bintang televisi Tareq dan Michaele Salahi menghadiri makan malam kenegaraan di Gedung Putih. Padahal, keduanya tidak termasuk dalam daftar tamu.
katefc 16 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar