TANGERANG - Era politik aliran di Indonesia disebut-sebut telah menemui ajalnya. Indikasi paling sederhana, sudah tidak ada lagi pembeda antara partai berbasis agama dan partai sekuler.
"Saat ini sudah sangat-sangat cair, jadi sudah tidak ada politik aliran, apalagi yang bersifat ideologis, keagamaan itu sudah tidak ada, karena sama-sama sudah punya ideologi baru, yaitu pragmatisme politik," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (10/4/2012).
Din hadir di kampus UIN Jakarta untuk menghadiri diskusi peluncuran buku berjudul Dilema PKS: Suara dan Syariah karya Burhanuddin Muhtadi. Hadir dalam peluncuran buku ini mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Dekan FISIP UIN Jakarta Bachtiar Effendy dan pengamat politik Fachry Ali.
Bukan hanya Din Syamsuddin yang berpendapat politik aliran di Indonesia telah tamat. Pandangan serupa juga dikemukakan sahabatnya. "Kawan saya bilang enggak ada bedanya itu partai berbasis Islam dengan partai sekuler, ya karena sama-sama juga dipanggil KPK," candanya.
Lebih lanjut Din mengungkapkan bahwa lunturnya politik aliran juga disebabkan karena hampir semua partai mengklaim memperjuangkan kepentingan umat Islam. "Baik Partai Golkar, PDIP, Demokrat juga demikian," tandasnya.(ful)
katefc 16 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar