Akbar: Kalau Elektabilitas Ical Rendah, Konvensi Capres Solusinya
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Kamis, 16/02/2012 08:20 WIB
foto: detikcom
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung merespons rendahnya elektabilitas Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) di survei terakhir. Jika elektabilitas Ical tak juga naik, menurut Akbar, perlu dilakukan konvensi capres Golkar.
"Ya jadi apa yang dihasilkan oleh beberapa lembaga survei itu bisa dijadikan masukan bagi Partai Golkar. Partai Golkar juga bisa melakukan evaluasi apakah melanjutkan rencana pencapresan Ical atau tidak tergantung elektabilitas capres dari Partai Golkar tersebut,"kata Akbar kepada detikcom, Kamis (16/2/2012).
Akbar sendiri menghormati hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menempatkan Jusuf Kalla lebih populer ketimbang Ical. Bagi Akbar, capres Golkar memang belum diputuskan secara resmi sampai saat ini.
"Kalau lihat saat ini elektabilitas Aburizal memang di bawah Pak Jusuf Kalla. Tapi terlalu pagi untuk menempuh satu prosedur yang baru, tapi kita ikuti sajalah. Menurut kesepakatan di internal Partai Golkar penyampaikan ke publik itu akan ditentukan dua momen, pertama rapimnas Oktober 2012 atau rapimnas khusus yang akan diadakan untuk itu,"kata Akbar.
Namun demikian, menurut Akbar, kalau elektabilitas Ical masih saja lemah akan dicari solusi lain. Seperti menggelar konvensi untuk capres Golkar.
"Kalau Oktober masih di bawah, bisa saja dicari solusi atau rencana baru. Bisa saja nanti konvensi atau melibatkan pengurus daerah tingat dua untuk memilih siapa capres yang akan diusung Golkar," tandasnya.
Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan hasil mengejutkan. Salah satunya, Aburizal Bakrie yang selama ini digadang-gadang Golkar maju di pemilu 2014 justru 'dikalahkan' mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla (JK).
Ical, demikian sapaan akrab Aburizal Bakrie, kalah dalam hal dukungan dan popularitas terhadap JK berdasarkan survei CSIS pada 2.117 responden selama 16-24 Januari 2012. Menggunakan metode kuesioner dengan 288 variabel pertanyaan, didapatkan dari 2.117 responden, yang mendukung JK 5,6 persen, sementara yang mendukung Ical 'hanya' 5,2 persen.
Selain itu dalam hal popularitas, responden ternyata lebih mengenal JK dibanding Ical. Perbedaan cukup signifikan terlihat dari hasil survei. 84,6 Persen responden mengenal JK. Sedangkan 61,4 persen mengenal Aburizal Bakrie.
Survei ini dilakukan 16-24 Januari 2012 dengan 2.117 responden di 23 provinsi di Indonesia. Ada 10 yang tidak diikutsertakan karena alasan populasinya yang kecil, pertimbangan medan, serta biaya. 10 Provinsi itu yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.
(van/fiq)
-------------
Malas ah, ngomongin PD mulu. Yo kita diskusi tentang Golkar. Benarkah mereka akan mengadakan konvensi karena ical tidak laku ?
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Kamis, 16/02/2012 08:20 WIB
foto: detikcom
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung merespons rendahnya elektabilitas Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) di survei terakhir. Jika elektabilitas Ical tak juga naik, menurut Akbar, perlu dilakukan konvensi capres Golkar.
"Ya jadi apa yang dihasilkan oleh beberapa lembaga survei itu bisa dijadikan masukan bagi Partai Golkar. Partai Golkar juga bisa melakukan evaluasi apakah melanjutkan rencana pencapresan Ical atau tidak tergantung elektabilitas capres dari Partai Golkar tersebut,"kata Akbar kepada detikcom, Kamis (16/2/2012).
Akbar sendiri menghormati hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menempatkan Jusuf Kalla lebih populer ketimbang Ical. Bagi Akbar, capres Golkar memang belum diputuskan secara resmi sampai saat ini.
"Kalau lihat saat ini elektabilitas Aburizal memang di bawah Pak Jusuf Kalla. Tapi terlalu pagi untuk menempuh satu prosedur yang baru, tapi kita ikuti sajalah. Menurut kesepakatan di internal Partai Golkar penyampaikan ke publik itu akan ditentukan dua momen, pertama rapimnas Oktober 2012 atau rapimnas khusus yang akan diadakan untuk itu,"kata Akbar.
Namun demikian, menurut Akbar, kalau elektabilitas Ical masih saja lemah akan dicari solusi lain. Seperti menggelar konvensi untuk capres Golkar.
"Kalau Oktober masih di bawah, bisa saja dicari solusi atau rencana baru. Bisa saja nanti konvensi atau melibatkan pengurus daerah tingat dua untuk memilih siapa capres yang akan diusung Golkar," tandasnya.
Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan hasil mengejutkan. Salah satunya, Aburizal Bakrie yang selama ini digadang-gadang Golkar maju di pemilu 2014 justru 'dikalahkan' mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla (JK).
Ical, demikian sapaan akrab Aburizal Bakrie, kalah dalam hal dukungan dan popularitas terhadap JK berdasarkan survei CSIS pada 2.117 responden selama 16-24 Januari 2012. Menggunakan metode kuesioner dengan 288 variabel pertanyaan, didapatkan dari 2.117 responden, yang mendukung JK 5,6 persen, sementara yang mendukung Ical 'hanya' 5,2 persen.
Selain itu dalam hal popularitas, responden ternyata lebih mengenal JK dibanding Ical. Perbedaan cukup signifikan terlihat dari hasil survei. 84,6 Persen responden mengenal JK. Sedangkan 61,4 persen mengenal Aburizal Bakrie.
Survei ini dilakukan 16-24 Januari 2012 dengan 2.117 responden di 23 provinsi di Indonesia. Ada 10 yang tidak diikutsertakan karena alasan populasinya yang kecil, pertimbangan medan, serta biaya. 10 Provinsi itu yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.
(van/fiq)
-------------
Malas ah, ngomongin PD mulu. Yo kita diskusi tentang Golkar. Benarkah mereka akan mengadakan konvensi karena ical tidak laku ?
ario_kamandanu 16 Feb, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar