JAKARTA - Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN dan Indonesia Julian Wilson mengatakan, sanksi ekonomi Uni Eropa terhadap Myanmar memang sudah ditangguhkan. Meski demikian UE masih mengembargo Myanmar dalam perdagangan persenjataan.
"Pada tahun 2012 ini, kami memiliki keputusan yang sangat kuat yakni memperkuat hubungan dengan Myanmar. Hal itu ditunjukkan dengan kunjungan Kepala Urusan Luar Negeri uni Eropa Catherine Ashton ke Myanmar untuk berbicara dengan Pemerintah Myanmar, oposisi dan Parlemen Myanmar," ujar Dubes Wilson, di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (1/5/2012).
"Ashton mengutarakan dukungannya terhadap reformasi Myanmar, Uni Eropa berniat membuat mendirikan kantor perwakilan di Myanmar, membangun infrastruktur, serta memberikan bantuan finansial. Namun sanksi larangan perdagangan senjata masih diberlakukan ke Myanmar," imbuhnya.
Menurut UE, reformasi di Myanmar berlangsung dengan baik. Elemen terakhir adalah pentingnya perdagangan bebas antara organisasi negara-negara Eropa itu dengan Myanmar.
"Kami hendak membuat perdagangan yang sangat liberal hingga tarif dapat dihilangkan dalam hubungan perdagangan. Beberapa hal penting adalah masalah buruh di Myanmar," jelasnya.
La Messiah 01 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar