Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menilai bentrokan antara organisasi masyarakat dengan warga di Solo, Jawa Tengah, yang terjadi pekan lalu sebagai sesuatu yang aneh. Pramono menduga ada aktor yang sengaja menciptakan situasi itu.
"Walaupun banyak ormas garis keras (di Solo), tapi benturan itu tidak ada. Makanya mengherankan ada sekelompok massa berbenturan dengan masyarakat. Saya melihat itu ada aktor di belakang itu," kata Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).
Pramono mengatakan, Solo selama ini dikenal sebagai kota dengan tingkat kemajemukan yang sangat tinggi. Selain itu, kata dia, seharusnya kepolisian tahu jika ada pergerakan massa.
"Massa dalam jumlah banyak tidak mungkin datang dengan bisik-bisik. Tidak ada alasan kemudian mereka berbenturan," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari F-PDIP, Eva Kusuma Sundari, menilai bahwa bentrokan itu sengaja dikonstruksi pihak tertentu. Hal itu, kata dia, berkaitan dengan majunya kader PDI-P, Joko Widodo, yang juga Wali Kota Solo, sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"Gangguan tersebut, selain menghalangi kampanye Jokowi, ditujukan juga untuk menciptakan kesan bahwa Jokowi tidak mampu menjaga keamanan di Solo sehingga bisa menjadi bahan kampanye hitam di DKI Jakarta," kata Eva.
panorama 08 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar