VLADIMIR Putin memenangkan pemilu Presiden Rusia tahun 26 Maret 2000, dengan perolehan suara sebanyak 53 persen. Secara resmi, mantan pejabat intelijen Rusia itu menggantikan Boris Yeltsin yang mundur pada 1999 silam.
Putin menunjuk mantan Menteri Keuangan Rusia Mikhail Kasyanov sebagai perdana menterinya pada tahun 2000. Dalam kebijakan luar negerinya, Putin sangat mendukung kebijakan perang melawan teror yang digagas oleh Amerika Serikat (AS). Namun, Rusia tidak pernah setuju akan invasi AS ke Irak.
Di bawah kepemimpinan Putin, Rusia juga menolak pemberlakukan sanksi terhadap Iran yang dilakukan oleh AS dan Uni Eropa. Ketegangan terhadap pembangunan sistem pertahanan misil Eropa terjadi di era kepemimpinan Putin. Meski mengalami ketegangan dengan sejumlah negara Barat dan AS, Rusia menjalin kemitraan dengan sejumlah negara yang memusuhi AS seperti halnya Kuba dan Venezuela.
Saat menjabat, Putin dihadapkan oleh segenap masalah domestik yang cukup merepotkan, antara lain adalah, insiden penyanderaan teater Moskow pada 23 Oktober 2002.
Penyanderaan itu dilakukan oleh sekira 40 hingga 50 militan Chechens. Mereka menyandera 850 orang dan mendesak penarikan mundur pasukan Rusia dari Chechnya.
Penyanderaan itu dipimpin oleh Movsar Barayev. Namun beberapa hari kemudian, pasukan khusus Rusia Spetsnaz berhasil mengamankan situasi.
Media melaporkan, sekira 130 orang sandera tewas dalam insiden tersebut dan peristiwa itu cukup memberi tamparan keras ke Putin.
Pada 2003, referendum digelar di Chechnya. Konstitusi baru pun muncul dan mengumumkan bahwa Chechnya adalah bagian dari wilayah Rusia.
Meski demikian, popularitas Putin meningkat cukup baik pascainsiden penyanderaan. Beberapa bulan sebelum pemilu Presiden Rusia digelar, Putin memecat Kasyanov dan menggatninya dengan Mikhail Fradkov. Putin pun mengangkat seorang warga sipil, Sergey Ivanov untuk menempati jabatan Menteri Pertahanan Rusia.
Putin yang semakin populer berhasil meraih periode kedua sebagai Presiden Rusia pada 2004. Namun Putin menerima kritik pedas dari Barat serta kelompok liberal di Negeri Beruang Merah.
Putin disebut membungkam kebebasan media. Partai Persatuan Rusia yang tak lain adalah partai Putin mendapatkan dukungan yang cukup banyak oleh warga. Partai Persatuan Rusia bahkan menang dalam pemilu Parlemen Rusia tahun 2007.
Meski masa jabatannya habis pada 2008, Putin tetap menjadi salah satu figur terkuat di Negeri Beruang Merah. Putin menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia saat Dmitry Medvedev menjadi presiden.
nagaco 08 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar