Surabaya - Para dai yang tergabung dalam IKADI (Ikatan Dai Indonesia) Jawa Timur meminta agar lokasi prostitusi di Surabaya, yakni Dolly, ditutup. Permintaan dilandasi bahwa praktik prostitusi merupakan zina sehingga jelas-jelas melanggar hukum agama.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Deputi Humas IKADI Jatim, Baihaqi, Kamis (24/11/2011). Menurutnya, permintaan penutupan Dolly telah dikirimkan ke Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Persoalan prostitusi Dolly, menurutnya, menjadi pembahasan dalam acara 'Halaqoh Ulama dan Umaro Menata Kota Bersih dari Asusila' yang digelar Sabtu (19/11/2011) lalu. "Kita sangat menyesalkan keengganan Pemkot Surabaya untuk melakukan aksi nyata menutup. Padahal kemudaratannya sudah sangat nyata di depan mata. Yaitu, perzinahan yang sangat dilarang agaama," paparnya.
Berikut beberapa pandangan IKADI terkait prostitusi Dolly:
1. IKADI Jawa Timur sangat mendukung sepenuhnya niat baik Pemprov Jatim dan berbagai elemen masyarakat untuk sesegra mungkin menuntaskan masalah prostitusi di Jawa Timur. Ini adalah langkah sangat terpuji untuk membangun Jawa Timur lebih bermartabat bila berani melindungi rakyat dari perilaku maksiyat.
2. Secara khusus IKADI Jatim mengapresiasi tekad Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo, bertekad melaksanakan deklarasi ini, dan sangat berharap ini semua sebagai langkah nyata, bukan sekedar janji-janji semata. Apalagi kami mendengar, program penghapusan prostitusi di Jawa Timur adalah salah satu janji kampanye Pak Dhe Karwo pada waktu Pemilukada Jawa Timur. IKADI berharap Pak Dhe Karwo belajar dari kesuksesan Mantan Gubernur DKI Sutiyoso yang dulu sukses menutup lokalisasi Kramat Tunggak dan kebaikaannya dikenal hingga saat ini.
3. IKADI Jawa Timur mendorong Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur untuk tidak ragu mengambil langkah bersih-bersih prostitusi dengan dalih berkurangnya pendapatan asli daerah/restribusi tertentu dari lokalisasi dan bisnis yang berhubungan dengan masalah ini. Kita semua meyakini bila rejeki, termassuk PAD, diambil dari kejelekan hasilnya akan jelek, dan bila didapat dari sumber yang baik, pastilah akan membawa kebaikan dan keberkahan.
4. Berkaitan dengan masalah lokalisasi Dolly di Surabaya, IKADI Jatim sangat menyesalkan keengganan Pemkot Surabaya untuk melakukan aksi nyata menutupnya. Padahal kemudaratannya sudah sangat nyata di depan mata. Mulai dari perzinahan yang sangat dilarang agaama, peredaran narkoba dan minuman keras di lokalisasi, hingga kasus trafficking yang belakangan sering terjadi, serta adanya fenomena WTS dan hidung belang yang berasal dari usia lebih muda.
5. IKADI Jatim berpendapat, sudah semestinya Ibu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dikenal bersih dan berani, juga berani mengambil langkah tegas, demi kebaikan masyarakat lebih luas. IKADI Jatim juga meminta Wal Kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini segera duduk bersama dengan Gubernur Jatim Soekarwo, untuk mendiskusikan langkah-langkah terbaik menuntaskan masalah penting ini.
6. Agar penyelesasian masalah prostitusi bisa memberi nilai baik bagi semua pihak, termasuk bagi para pelaku bisnis haram ini, IKADI Jatim mengharap seluruh elemen masyarakat di Jawa Timur tetap melakukan upaya-upaya yang konstruktif-kontributif dan solutif, menghindarkan anarkisme, serta tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku.
sumber beritajatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar