Jakarta Sedianya, siang ini kader Partai Karya Peduli Banga (PKPB) akan mendeklarasikan Jenderal TNI (Purn) R Hartono menjadi capres 2014. Namun acara itu batal tanpa alasan yang jelas. Bila jadi maju sebagai capres, basis pendukung R Hartono dipertanyakan, siapa yang mau memilihnya?
Undangan acara mendukung R Hartono sebagai capres itu datang dari Forum Komunikasi Peduli Bangsa yang diteken H Riyad SH, SpN. Dalam undangan tanpa kop beralamat itu acara diadakan Selasa (8/5/2012) di Meeting Room Hotel Menteng II, Jalan Cikini Raya, pada pukul 11.00 WIB sampai selesai.
Ada 3 agenda acara itu, pertama, selayang pandang fenomena Indonesia 1998-2012. Kedua, pernyataan sikap dan dukungan dari 6 DPD Provinsi PKPB mendukung Bapak Jenderal TNI Purn H Hartono untuk maju sebagai calon presiden RI periode 2014-2019. Ketiga, ramah tamah.
Namun setelah didatangi para jurnalis, tidak ada tanda-tanda acara yang cukup menarik itu. Jurnalis yang bertanya kepada resepsionis Hotel Menteng II mengenai acara tersebut menjawab, "Saya sudah menghubungi marketing, dia bilang sudah di-cancel."
Tak ada spanduk atau penanda apapun di hotel itu. Saat detikcom menelepon kantor DPP PKPB, operator telepon menyebut Hartono sedang rapat internal.
Hartono sendiri bukan nama asing di panggung politik. Pada masa Orba, Hartono adalah KSAD. Di masa reformasi, Hartono mendirikan PKPB bersama Mbak Tutut dari Cendana.
Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Maswadi Rauf, boleh-boleh saja R Hartono maju sebagai capres. Namun secara politik, basis pendukungnya dipertanyakan.
"Secara hukum nggak bermasalah, R Hartono bukan orang yang terlibat dalam hukum, secara hukum nggak masalah. Secara politik bermasalah, siapa yang akan menjadi pendukungnya? Sekarang ini sudah lain, bukan pada masa Orde Baru," jelas Maswadi kepada detikcom, mengomentari masih adanya massa yang tertarik mencapreskan Hartono.
Di zaman reformasi ini, untuk maju menjadi capres harus mempunyai banyak daya tarik. Apalagi generasi sudah berganti, sudah tak banyak yang memberitakan mengenai R Hartono.
"Orang sudah tidak banyak memberitakan itu, siapa yang mendukung dia? Jadi hanya modal nekat saja. Orang sudah nggak ingat lagi, kecuali orang dekatnya saja," jelas Maswadi.
Undangan acara mendukung R Hartono sebagai capres itu datang dari Forum Komunikasi Peduli Bangsa yang diteken H Riyad SH, SpN. Dalam undangan tanpa kop beralamat itu acara diadakan Selasa (8/5/2012) di Meeting Room Hotel Menteng II, Jalan Cikini Raya, pada pukul 11.00 WIB sampai selesai.
Ada 3 agenda acara itu, pertama, selayang pandang fenomena Indonesia 1998-2012. Kedua, pernyataan sikap dan dukungan dari 6 DPD Provinsi PKPB mendukung Bapak Jenderal TNI Purn H Hartono untuk maju sebagai calon presiden RI periode 2014-2019. Ketiga, ramah tamah.
Namun setelah didatangi para jurnalis, tidak ada tanda-tanda acara yang cukup menarik itu. Jurnalis yang bertanya kepada resepsionis Hotel Menteng II mengenai acara tersebut menjawab, "Saya sudah menghubungi marketing, dia bilang sudah di-cancel."
Tak ada spanduk atau penanda apapun di hotel itu. Saat detikcom menelepon kantor DPP PKPB, operator telepon menyebut Hartono sedang rapat internal.
Hartono sendiri bukan nama asing di panggung politik. Pada masa Orba, Hartono adalah KSAD. Di masa reformasi, Hartono mendirikan PKPB bersama Mbak Tutut dari Cendana.
Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Maswadi Rauf, boleh-boleh saja R Hartono maju sebagai capres. Namun secara politik, basis pendukungnya dipertanyakan.
"Secara hukum nggak bermasalah, R Hartono bukan orang yang terlibat dalam hukum, secara hukum nggak masalah. Secara politik bermasalah, siapa yang akan menjadi pendukungnya? Sekarang ini sudah lain, bukan pada masa Orde Baru," jelas Maswadi kepada detikcom, mengomentari masih adanya massa yang tertarik mencapreskan Hartono.
Di zaman reformasi ini, untuk maju menjadi capres harus mempunyai banyak daya tarik. Apalagi generasi sudah berganti, sudah tak banyak yang memberitakan mengenai R Hartono.
"Orang sudah tidak banyak memberitakan itu, siapa yang mendukung dia? Jadi hanya modal nekat saja. Orang sudah nggak ingat lagi, kecuali orang dekatnya saja," jelas Maswadi.
mr.jerry 08 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar