Pada awal berdiri hingga dekade 90-an, Sukhoi lebih fokus pada pengembangan dan pembuatan pesawat tempur untuk memenuhi angkatan udara dan laut Rusia yang dahulu bernama Uni Soviet.
Namun di awal 90-an, Sukhoi mulai mencanangkan pengembangan dan pembuatan pesawat komersial.
Untuk meningkatkan daya saing di industri pesawat komersial yang semakin ketat, pemerintah Rusia telah melakukan merger Sukhoi dengan perusahaan sejenis seperti Mikoyan, Ilyushin, Irkut, Tupolev, dan Yakovlev, membentuk sebuah perusahaan baru bernama United Aircraft Corporation.
Pada 2007, pesawat komersial pertama dengan nama Sukhoi Superjet 100 mulai diperkenalkan.
Pihak Sukhoi mengklaim Superjet 100 tergolong pesawat regional dengan biaya operasional murah, namun ditilik dari spesifikasinya pesawat ini memiliki beban lebih dari 2 ton dari yang disampaikan maspakai penerbangan.
Masalah Sukhoi Superjet 100 tidak hanya itu, penelusuran sebuah stasiusn televisi Rusia menemukan 70 orang insinyur yang terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut ternyata berijazah palsu.
Tak heran saat Sukhoi itu masuk pasar, sejumlah kebobrokan terkuak, saat akan mulai dioperasikan maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, masalah kebocoran pada pipa AC, memaksa pesawat kembali dikandangkan.
Saat ini Sukhoi Superjet 100 memiliki target untuk menjual sekitar 1000 unit pesawat yang dibabdrol sekitar Rp239 miliar per unit. Sebetulnya harga pesawat ini jauh lebih mahal daripada pesawat sekelas yang diproduksi Embraer dari Brasil dan Bombardier Kanada. (Berbagai Sumber)
SUMBER
Namun di awal 90-an, Sukhoi mulai mencanangkan pengembangan dan pembuatan pesawat komersial.
Untuk meningkatkan daya saing di industri pesawat komersial yang semakin ketat, pemerintah Rusia telah melakukan merger Sukhoi dengan perusahaan sejenis seperti Mikoyan, Ilyushin, Irkut, Tupolev, dan Yakovlev, membentuk sebuah perusahaan baru bernama United Aircraft Corporation.
Pada 2007, pesawat komersial pertama dengan nama Sukhoi Superjet 100 mulai diperkenalkan.
Pihak Sukhoi mengklaim Superjet 100 tergolong pesawat regional dengan biaya operasional murah, namun ditilik dari spesifikasinya pesawat ini memiliki beban lebih dari 2 ton dari yang disampaikan maspakai penerbangan.
Masalah Sukhoi Superjet 100 tidak hanya itu, penelusuran sebuah stasiusn televisi Rusia menemukan 70 orang insinyur yang terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut ternyata berijazah palsu.
Tak heran saat Sukhoi itu masuk pasar, sejumlah kebobrokan terkuak, saat akan mulai dioperasikan maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, masalah kebocoran pada pipa AC, memaksa pesawat kembali dikandangkan.
Saat ini Sukhoi Superjet 100 memiliki target untuk menjual sekitar 1000 unit pesawat yang dibabdrol sekitar Rp239 miliar per unit. Sebetulnya harga pesawat ini jauh lebih mahal daripada pesawat sekelas yang diproduksi Embraer dari Brasil dan Bombardier Kanada. (Berbagai Sumber)
SUMBER
tirulec 10 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar