BANDA ACEH - Seekor gajah liar ditemukan tewas di badan jalan menuju Gampong Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. Gajah betina yang diperkirakan berumur 25 tahun itu mati diracun.
?Saat ditemukan sekujur tubuhnya membiru, lidahnya membiru, mulutnya berbusa, dan dari duburnya keluar darah. Diduga memang diracun,? jelas Kordinator Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Fendra, kepada Okezone, Selasa (1/5/2012).
Gajah ditemukan mati pada Senin, 30 April dini hari di perkebunan kelapa sawit. Mulanya, gajah tersebut terlihat lemah, kemudian seseorang yang melihatnya memberitahukan warga lain.
Sejumlah warga Krueng Ayon sempat berupaya menyelamatkan nyawa berkuping besar itu dengan menyiramkan air ke tubuhnya serta memberikan susu sebagai penawar racun.
?Belum sempat dibeli susu, gajah itu sudah duluan mati,? ujar Fendra.
Bangkai gajah tergeletak di badan jalan menuju Krueng Ayon, akibatnya jalan sempat tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Gajah itu sudah memiliki seekor anak berjenis kelamin jantan. Anak gajah itu kini terus mengelilingi induknya dan mencoba menjauh saat ada orang yang mendekat.
Menurut Fendra, Tim CRU saat ini masih berada di lokasi untuk mengambil sampel darah bangkai gajah tersebut. Sementara itu, Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh juga sudah di lokasi untuk mengautopsi bangkai gajah.
Konflik antara gajah dan manusia tergolong tinggi di Aceh Jaya. Krueng Ayon merupakan desa pedalaman yang terletak di kaki gunung Idieng, sekira 30 kilometer dari Kota Calang, ibu kota kabupaten. Daerah tersebut merupakan kawasan bekas transmigrasi.
Gajah sangat sering turun ke perkampungan dan memangsa tanaman warga karena habitatnya sudah terganggu. ?Setiap gajah turun kami selalu mendapat informasi dari masyarakat untuk menghalaunya,? sambung Fendra.
?Tetapi belakangan ini kami tidak mendapat laporan adanya gajah turun, tiba-tiba sudah ada laporan ada gajah yang mati,? tutupnya.
La Messiah 01 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar