Jakarta - Maraknya aksi kekerasan oleh kelompok atau ormas tertentu, ditengarai akibat lemahnya pihak Kepolisian dalam menjamin rasa aman. Polisi dinilai takut pada kelompok tertentu.
Hal ini diutarakan oleh Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin. Menurut Didi, akibat rentetan kasus ini juga akan berdampak pada menurunnya investasi internasional di Indonesia.
Dalam situasi sekarang ini, kepastian keamanan perlu dijamin oleh aparat keamanan. Namun, lanjutnya, melihat rentetan kejadian seperti kasus pengusiran diskusi di Salihara hingga pelarangan konser Lady Gaga, dinilai memperburuk situasi yang ada.
"Peran polisi yang tidak tegas dan terkesan takut pada kelompok-kelompok terntentu menambah buruk situasi yang ada. Walhasil keamanan dan keterntramana seolah telah menjadi barang mahal dan mewah di negeri ini," jelas Didi, saat dihubungi, Jumat (18/5/2012).
Jelas anggota Komisi III DPR ini, bahwa banyak kajian yang menyebutkan semakin marak aksi kekerasan oleh massa, maka akan berpengaruh pada investor. Menurutnya, minat investor semakini menurun dan ini bisa menjadi warning bagi bangsa Indonesia.
Didi mencontohkan salah satunya adalah penolakan kedatangan Lady Gaga. Persoalan penolakan kedatangan Lady Gaga adalah masalah serius juga bagi investasi internasional di Indonesia.
"Juga termasuk penolakan yang terjadi terhadap konser Lady Gaga. Yang akan berpengaruh pada promosi pariwisata Indonesia di mata internasional," katanya.
Lebih lanjut, tindakan kekerasan ini justru menjadi momok menakutkan. Tanpa disadari oleh pihak yang melakukan, justru tindakan itu merugikan buat bangsa sendiri.
"Tanpa harus spesifik menyebutkan ormas mana satu per satu dan siapa saja pelaku kekerasan tersebut. Bagaimanapun juga tindak kekerasan di luar hukum akan memberikan citra kurang baik bagi Indonesia," katanya.
sumber gus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar