Prajurit TNI Korban Bentrok di Gorontalo Meninggal

TRIBUNNEWS.COM--Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengabarkan, salah seorang prajurit TNI, Prajurit Dua TNI Firman menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dunda Gorontalo, Kamis (26/4/2012) pukul 05.00 WITA. Firman adalah prajurit Korps Strategis Angkatan Darat Batalyon 221 Gorontalo, salah seorang korban peristiwa yang terjadi di Limboto, Minggu (22/4/) lalu.

Sebelumnya diberitakan, dari informasi yang dihimpun, Minggu (22/4/2012) dini hari, pukul 03.00 wita, telah terjadi pertikaian antara Brimob Gorontalo dengan Kostrad Gorontalo. Semua korban kritis dalam berntrokan itu kemudian dibawa ke RS Dunda gorontalo.

Bentrok diawali pada peristiwa Sabtu (21/4/2012) malam. Patroli Brimob dengan kekuatan 1 regu melintas di depan kantor KPU Limboto dilempari batu dan botol oleh kelompok orang tidak dikenal. Karena jumlah Brimob sedikit, maka menuju ke polres Limboto untuk laporan dan membawa korban luka ke RS Dunda Limboto.

Kemudian, sekitar 13 orang mengejar 2 korban anggota Brimob hingga RS Dunda Limboto. Namun korban bisa melarikan diri. Dengan kejadian itu, anggota Satuan Brimob yang ada di markas melakukan sweeping di jalan. "Pada saat sweeping sempat melakukan penembakan," ujar sumber tribun yang tak mau disebutkan namanya.

Akibat dari kejadian itu, dua anggota satuan Brimob luka pada kepala atas nama Bripka Asrul Sani dan Briptu Saripudin. Sementara enam orang anggota Yonif 221 luka tembak atas nama Prada Apriadi yang terkena di punggung kiri, atas lutut kaki kiri tembus. Lalu, Prada Firman luka tembak tangan kiri tembus dada, Prada Yanris kena dimata kaki kanan, Prada Tiflif paha kanan,prada rahim lengan sajam, prada adrian plipis kiri tergores.

TB Hasanuddin kemudian meminta kepada Kapolri untuk bertanggung jawab atas kematian prajurit Kostrad tersebut. Sebatas berkelahi dengan tangan kosong atau batu, walaupun tak pantas dilakukan yang menurutnya masih dimaklumi.

"Tapi, sangat berlebihan ketika kemudian senjata dan peluru yang dibeli dengan uang rakyat dipakai hanya untuk berkelahi dijalanan melawan sesama aparat pula, lalu rakyat berlindung kepada siapa," TB Hasanuddin menegaskan.

(author unknown) 26 Apr, 2012

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...