PSSI melalui penanggung jawab tim nasional Brigjen TNI Benhard Limbong menunjuk Ramadhan Pohan untuk menempati posisi manajer timnas senior Indonesia.
"Ramadhan Pohan bukan orang baru tentunya di PSSI. Komitmen dirinya dalam membangun sepak bola Indonesia, yang membuat PSSI memilihnya untuk mendampingi Nil Maizar," kata Benhard di kantor PSSI, kompleks Stadion GBK, Senayan, Jakarta, seperti yang dilansir Detiksport, Senin (24/4).
Penunjukan Ramadhan yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Fair Play PSSI dan Wakil Sekjen Partai Demokrat itu patut dipertanyakan.
Apakah Ramadhan pantas? Mengapa PSSI tidak memilih sosok lain yang lebih paham dan lama berkecimpung di sepak bola?
Ini tiga alasan Ramadhan tidak layak menjadi manajer tim nasional senior:
1. Ramadhan adalah politisi
Sebagai organisasi yang bertanggungjawab membina dan meningkatkan prestasi sepak bola nasional, PSSI sudah seharusnya menjauhkan diri dari hal-hal berbau politik dan selayaknya tidak diisi para politisi.
Mengapa? Jika sepak bola dekat dengan politik maka yang ada ialah penyalahgunaan segala bentuk kegiatan sepak bola nasional untuk kepentingan promosi kekuatan atau partai politik tertentu. Apalagi selama ini sepak bola sudah menjadi olahraga favorit jutaan orang — meski prestasinya nol besar.
Hal tersebut tentu tidak baik karena tujuan membangun sepak bola yang berprestasi malah menjadi melenceng. PSSI adalah organisasi olahraga bukan lembaga sempalan politik.
2. Apa kemampuan Ramadhan?
Fungsi manajer tim sepak bola di Indonesia dengan di Premier League tentu berbeda. Manajer di Liga Inggris mengurusi banyak hal mulai dari taktik, strategi hingga kebijakan transfer pemain. Sedangkan manajer sepak bola di Indonesia lebih banyak mengurusi hal-hal non teknis, seperti mengurusi pendanaan dan akomodasi tim.
Apakah Ramadhan sosok yang tepat untuk jenis pekerjaan seperti itu?
Jika Ramadhan diposisikan untuk mempermudah pendanaan kegiatan timnas, mengapa PSSI tidak memilih sekalian pengusaha sukses yang cinta sepak bola? Toh banyak pengusaha baik di negeri ini yang memiliki uang dan kemampuan manajerial yang oke.
Atau mantan pemain nasional yang cukup dihormati duduk sebagai manajer timnas sehingga para donatur sampai pemain timnas memiliki kepercayaan yang tinggi.
3. Apa prestasi Ramadhan?
Tidak pernah terdengar prestasi Ramadhan Pohan dalam pembinaan pemain muda atau klub-klub di Indonesia. Sehingga wajar jika keraguan muncul kepada kemampuan Ramadhan membantu meningkatkan prestasi tim nasional senior yang ia manajeri.
Padahal di Indonesia banyak sekali orang yang punya dedikasi dan pengalaman panjang sebagai pembina klub atau sekolah sepak bola namun di luar struktur kepengurusan PSSI.
Sekarang semua kembali ke PSSI, apakah mau terus terkuras energinya hanya karena membuat keputusan yang kontroversial tapi tidak produktif?
Bagaimana tanggapan Anda?
sumber
(author unknown) 25 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar