@IRNewscom I Jakarta: KANDIDAT Gubernur DKI Fauzi Bowo bukannya tak percaya kepada kemampuan bangsa sendiri dalam melakukan survei. Alasannya lembaga survei yang dilakukan oleh orang dalam negeri tidak netral.
Karena itu, Foke-sapaan akrab Fauzi Bowo, lebih percaya lembaga survei asing karena lebih objektif dalam menilai. Pernyataan Foke itu, terkait marak lembaga survei melakukan jajak pendapat terhadap peluang enam kandidat menjelang Pemilukada DKI 2012.
"Kalau orang sendiri kan masih bisa keselibet dikit, tetapi kalau orang asing kan obyektif dan hasil survei yang layak dipercaya. Karena mereka dari lembaga netral dan mencakup seluruh kelompok masyarakat Jakarta. Jangan warga yang itu-itu saja disurvei. Misalnya warga di daerah banjir di survei soal banjir ya sama saja," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada wartawan di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (23/04).
Dia kemudian menyebutkan survei yang dilakukan Brooking Institute dari Washington DC, Amerika Serikat. "Lembaga asing ini menggelar survei dengan melihat pertumbuhan ekonomi, kemampuan menumbuhkembangkan lapangan kerja dan kemampuan meningkatkan pendapatan penduduk di ibukota," ujarnya.
Hasilnya, jelas Fauzi, Kota Jakarta mengalami perkembangan sangat pesat. Dari tahun 2007, kota Jakarta berada di peringkat 171 dari 200 kota-kota besar di dunia. Sedangkan di tahun 2011, Kota Jakarta berada di peringkat 17 dari 200 kota-kota besar dunia.
"Hasil survei menempatkan Kota Jakarta di atas Kuala Lumpur, Beijing, dan Bangkok. Prestasi ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Jakarta," ujarnya.
Terkait banyaknya survei yang menyatakan warga Jakarta tidak puas terhadap kinerja Fauzi Bowo selama memimpin Provinsi DKI Jakarta, Fauzi menjawab, hal itu lumrah saja. Pasalnya, dirinya memimpin sekitar 10 juta orang di ibukota, yang berimplikasi penilaian puas dan tidak terhadap kinerjanya.
"Saya memimpin 10 juta orang, ya pasti ada saja orang yang tidak puas. Karena tidak mungkin saya memuaskan semuanya," tuturnya.
Fauzi menekankan, memilih gubernur sama seperti memilih supir yang berpengalaman, punya SIM cukup lama dan mengetahui seluk beluk jalan di kotanya. "Atau kalau kita memilih Abang dan None Jakarta, pasti yang dipilihkan mereka yang sangat kenal Jakarta. Nah Abang None saja harus kenal kotanya, apalagi gubernurnya," ucapnya sambil tersenyum.[ber]
.
Karena itu, Foke-sapaan akrab Fauzi Bowo, lebih percaya lembaga survei asing karena lebih objektif dalam menilai. Pernyataan Foke itu, terkait marak lembaga survei melakukan jajak pendapat terhadap peluang enam kandidat menjelang Pemilukada DKI 2012.
"Kalau orang sendiri kan masih bisa keselibet dikit, tetapi kalau orang asing kan obyektif dan hasil survei yang layak dipercaya. Karena mereka dari lembaga netral dan mencakup seluruh kelompok masyarakat Jakarta. Jangan warga yang itu-itu saja disurvei. Misalnya warga di daerah banjir di survei soal banjir ya sama saja," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada wartawan di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (23/04).
Dia kemudian menyebutkan survei yang dilakukan Brooking Institute dari Washington DC, Amerika Serikat. "Lembaga asing ini menggelar survei dengan melihat pertumbuhan ekonomi, kemampuan menumbuhkembangkan lapangan kerja dan kemampuan meningkatkan pendapatan penduduk di ibukota," ujarnya.
Hasilnya, jelas Fauzi, Kota Jakarta mengalami perkembangan sangat pesat. Dari tahun 2007, kota Jakarta berada di peringkat 171 dari 200 kota-kota besar di dunia. Sedangkan di tahun 2011, Kota Jakarta berada di peringkat 17 dari 200 kota-kota besar dunia.
"Hasil survei menempatkan Kota Jakarta di atas Kuala Lumpur, Beijing, dan Bangkok. Prestasi ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Jakarta," ujarnya.
Terkait banyaknya survei yang menyatakan warga Jakarta tidak puas terhadap kinerja Fauzi Bowo selama memimpin Provinsi DKI Jakarta, Fauzi menjawab, hal itu lumrah saja. Pasalnya, dirinya memimpin sekitar 10 juta orang di ibukota, yang berimplikasi penilaian puas dan tidak terhadap kinerjanya.
"Saya memimpin 10 juta orang, ya pasti ada saja orang yang tidak puas. Karena tidak mungkin saya memuaskan semuanya," tuturnya.
Fauzi menekankan, memilih gubernur sama seperti memilih supir yang berpengalaman, punya SIM cukup lama dan mengetahui seluk beluk jalan di kotanya. "Atau kalau kita memilih Abang dan None Jakarta, pasti yang dipilihkan mereka yang sangat kenal Jakarta. Nah Abang None saja harus kenal kotanya, apalagi gubernurnya," ucapnya sambil tersenyum.[ber]
.
indonesiaku9 24 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar