Jakarta - Bangkai roket Atlas Centaur dengan nomor katalog 16102 milik Amerika Serikat telah
menjadi sampah antariksa. Nah, bangkai roket ini
diperkirakan akan menghantam Bumi pada 20
April besok. "Bekas roket peluncur satelit milik AS diperkirakan
akan jatuh besok," ujar Profesor Riset Astronomi
Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam
perbincangan dengan detikcom, Kamis
(19/4/2012). Roket ini pertama diluncurkan pada 1985 lalu.
Meski diperkirakan jatuh besok, namun rentang
ketidakpastiannya adalah sekitar 15 jam. "LAPAN akan memantau benda ini hingga jatuh ke
permukaan Bumi karena kemiringan orbitnya kecil,
yakni 22 derajat," imbuh Djamaluddin. Menurut dia ukuran bangkai roket ini adalah 2,5 x
7 meter. Lapan akan terus memantau untuk
mengantisipasi adanya serpihan yang berpotensi
jatuh di wilayah Indonesia. "Wilayah yang dilintasi itu 22 derajat lintang utara
dan 22 derajat lintang selatan. Di sekitar itu kan laut
sehingga potensi jatuhnya di laut," terang alumnus
Universitas Kyoto, Jepang, ini. Dia menjelaskan bangkai roket akan melintasi
Afrika bagian tengah, India, Asia Tenggara,
sebagian Australia dan Amerika Selatan. Saat ini
ketinggian roket sekitar 130 km. Umumnya, pada
umumnya suatu benda dikatakan jatuh jika
ketinggiannya mencapai 122 km. Nanti malam sekitar pukul 19.24 WIB diperkirakan
melintas dari arah barat laut ke tenggara di atas
wilayah Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua
pada ketinggian 568 km. Pukul 20.56 WIB
diperkirakan melintas dari arah barat laut ke
tenggara di atas wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara pada ketinggian 558 km. Keesokan harinya, 20 April 2012 pukul 05.08 WIB
melintas dari arah barat daya ke timur laut di atas
wilayah Papua pada ketinggian 135 km. Lalu pukul
06.45 WIB melintas dari arah barat daya ke timur
laut di atas wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua
pada ketinggian 110 km. Jatuhnya Atlas Centaur bukan peristiwa pertama
jatuhnya sampah antariksa ke Bumi. Misalnya saja
pada 24 September 2011 lalu, bangkai Upper
Atmospheric Research Satellite (UARS) jatuh ke
Bumi. Satelit Roentgen atau ROSAT berusia 21 tahun milik
Jerman memasuki atmosfer Bumi pada Minggu 23
Oktober 2011. Sedangkan Sputnik 2 jatuh ke Bumi
pada 1958. Benda ini terbakar habis saat masuk
kembali ke bumi. Peristiwa masuknya Sputnik 2
kembali ke Bumi dapat dilihat banyak orang lantaran meninggalkan jejak bunga api berwarna
cerah di belakangnya. Sampah antariksa berupa satelit atau roket,
umumnya jatuh tak terkendali saat masuk ke Bumi.
Namun peluang mengenai manusia atau properti
sangat kecil.
menjadi sampah antariksa. Nah, bangkai roket ini
diperkirakan akan menghantam Bumi pada 20
April besok. "Bekas roket peluncur satelit milik AS diperkirakan
akan jatuh besok," ujar Profesor Riset Astronomi
Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam
perbincangan dengan detikcom, Kamis
(19/4/2012). Roket ini pertama diluncurkan pada 1985 lalu.
Meski diperkirakan jatuh besok, namun rentang
ketidakpastiannya adalah sekitar 15 jam. "LAPAN akan memantau benda ini hingga jatuh ke
permukaan Bumi karena kemiringan orbitnya kecil,
yakni 22 derajat," imbuh Djamaluddin. Menurut dia ukuran bangkai roket ini adalah 2,5 x
7 meter. Lapan akan terus memantau untuk
mengantisipasi adanya serpihan yang berpotensi
jatuh di wilayah Indonesia. "Wilayah yang dilintasi itu 22 derajat lintang utara
dan 22 derajat lintang selatan. Di sekitar itu kan laut
sehingga potensi jatuhnya di laut," terang alumnus
Universitas Kyoto, Jepang, ini. Dia menjelaskan bangkai roket akan melintasi
Afrika bagian tengah, India, Asia Tenggara,
sebagian Australia dan Amerika Selatan. Saat ini
ketinggian roket sekitar 130 km. Umumnya, pada
umumnya suatu benda dikatakan jatuh jika
ketinggiannya mencapai 122 km. Nanti malam sekitar pukul 19.24 WIB diperkirakan
melintas dari arah barat laut ke tenggara di atas
wilayah Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua
pada ketinggian 568 km. Pukul 20.56 WIB
diperkirakan melintas dari arah barat laut ke
tenggara di atas wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara pada ketinggian 558 km. Keesokan harinya, 20 April 2012 pukul 05.08 WIB
melintas dari arah barat daya ke timur laut di atas
wilayah Papua pada ketinggian 135 km. Lalu pukul
06.45 WIB melintas dari arah barat daya ke timur
laut di atas wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua
pada ketinggian 110 km. Jatuhnya Atlas Centaur bukan peristiwa pertama
jatuhnya sampah antariksa ke Bumi. Misalnya saja
pada 24 September 2011 lalu, bangkai Upper
Atmospheric Research Satellite (UARS) jatuh ke
Bumi. Satelit Roentgen atau ROSAT berusia 21 tahun milik
Jerman memasuki atmosfer Bumi pada Minggu 23
Oktober 2011. Sedangkan Sputnik 2 jatuh ke Bumi
pada 1958. Benda ini terbakar habis saat masuk
kembali ke bumi. Peristiwa masuknya Sputnik 2
kembali ke Bumi dapat dilihat banyak orang lantaran meninggalkan jejak bunga api berwarna
cerah di belakangnya. Sampah antariksa berupa satelit atau roket,
umumnya jatuh tak terkendali saat masuk ke Bumi.
Namun peluang mengenai manusia atau properti
sangat kecil.
fpusam 19 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar