Inilah Kritik Walikota Solo untuk Gubernur Fauzi Bowo
Kamis, 26 Mei 2011 , 19:38:00 WIBJoko Widodo - Fauzi Bowo
Laporan: Dar Edi Yoga
RMOL. Pemimpin harus sering turun ke bawah, menemui masyarakat. Bukan hanya duduk di kantor dan sibuk dengan tanda tangan dan urusan administrasi belaka.
Demikian disampaikan Walikota Solo, Joko Widodo dalam seminar Peran Perempuan Mendorong Terwujudnya Good Governance, di Jakarta, Kamis (26/5).
Menurut walikota yang sudah terpilih dua kali masa jabatan, bila pemimpin sering menemui rakyat, maka seorang pemimpin dapat mengetahui kesulitan masyarakat dan mencarikan jalan keluarnya.
"Di Solo program asuransi kesehatan masyarakat sudah berjalan. Bahkan setiap warga yang meninggal dunia mendapatkan santunan dari pemerintah daerah sebesar lima ratus ribu rupiah," ungkap Joko Widodo.
Diungkapkannya pula, bila APBD Solo seperti DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Fauzi Bowo yang besarnya 35 triliun dalam setahun, maka proyek monorel dapat dia selesaikan dalam waktu dua tahun.
"Kalau duit sebanyak itu tidak menjadi apa-apa, maka pasti ada yang salah. Dan hal itu terjadi karena banyak kepentingan yang bermain," ujar Joko Widodo. [arp]
http://nusantara.rakyatmerdekaonline...s.php?id=28320
Quote:
Solo Railbus - Transportasi Baru di Kota Solo… HL | 18 February 2011 | 08:28 Naik kereta api tut tut tut .. siapa hendak turut Ke bandung – Surabaya… bolehlah naik dengan percuma Ayo kawanku lekas naik… kereta ku tak berhenti lama….. Cuplikan lagi Naik Kereta Api itu tentu bukanlah hal yang asing bagi kita. Lagu sederhana itu menjadi lagu yang abadi. Liriknya sederhana dan mudah diingat. Kereta Api sebagai moda transportasi yang populer agaknya memikat perhatian pemerintah Kota Solo. Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan transprotasi kereta api dalam kota untuk tujuan wisata yang dikenal dengan Jaladara. Kereta Wisata yang dibuat oleh bangsa Jerman pada tahun 1896 itu sering disebut "SEPUR KLUTUK", Kereta Klutuk JALADARA bernomer seri lokomotif C 1218 dengan dua gerbang yang ditarik untuk penumpang wisata berseri TR 16 da TR 144. Sungguh merupakan Kereta Api yang langka. Kereta ini awalnya ditempatkan di Museum Kereta Ambarawa Jawa Tengah Dan sekarang ada lagi sarana transportasi menggunakan Kereta Api yang disebut Solo Railbus. Solo railbus Kota solo juga membuka jalur baru transportasi dengan Kereta Api yang diberi nama Solo Railbus. Railbus ini akan menghubungkan Solo dan Wonogiri. Railbus buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun, Jatim, tiba di Stasiun Solo Balapan, Jateng, Kamis (17/2/2011) sekitar pukul 21.30 WIB. Dari kabar yang sudah kami dengar Railbus dengan sistem komputerisasi ini rencananya akan diperkenalkan kepada masyarakat Solo saat Kirab Budaya Hari Jadi ke-266 Kota Solo, pada hari Minggu 20 Februari 2011 besok. Wah tentu akan ramai dan mengasyikkan. Hmmm jangan sampai terlewatkan. Railbus yang ada sekarang merupakan rangkaian kereta api pertama artinya baru dibuat satu set, yang terdiri atas empat bagian, dua bagian gerbong penumpang, dan dua lokomotif yang menjadi satu dengan gerbong penumpang. Satu set kereta api cepat ini dapat menampung 160 orang berdiri dan duduk dan dapat melaju dengan kecepatan maksimal 120 Km/jam, namun tentu saja tidak bisa diterapkan dalam pelaksanaan karena adanya persinggahan di beberapa stasiun. Semoga railbus ini terpelihara dengan baik. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pengelola railbus. Kebiasaan pengguna sarana transportasi melakukan tindakan iseng berupa corat coret ataupun "menyimpan souvenir" dari sarana transpotasi ini harus diwaspadai. Memang memelihara sebenarnya lebih menantang dibandingkan dengan membuatnya. Selamat Datang Solo Railbus… Welcome to Solo City… the spirit of Java… http://regional.kompasiana.com/2011/...-di-kota-solo/ |
Quote:
Solo Urutan ke-3 Kota Bebas Korupsi Daftar 50 Kota yang Disurvei IPK Indonesia 2010 1. Denpasar = 6,71 2. Tegal = 6,26 3. Surakarta = 6,00 4. Yogyakarta = 5,81 5. Manokwari = 5,81 6. Gorontalo = 5,69 7. Tasikmalaya = 5,68 8. Balikpapan = 5,58 9. Kediri = 5,56 10. Lhokseumawe = 5,55 11. Sampit = 5,55 12. Tenggarong = 5,41 13. Mataram = 5,39 14. Manado = 5,35 15. Ambon = 5,29 16. Banjarmasin = 5,20 17. Kendari = 5,20 18. Sibolga = 5,15 19. Palu = 5,10 20. Padang = 5,07 21. Purwokerto = 5,06 22. Bandung = 5,04 23. Palangkaraya = 5,03 24. Pematang Siantar = 5,02 25. Semarang = 5,00 26. Bandar Lampung = 4,93 27. Kupang = 4,89 28. Serang = 4,87 29. Samarinda = 4,85 30. Batam = 4,73 31. Jember = 4,71 32. Palembang = 4,70 33. Banda Aceh = 4,61 34. Padang Sidempuan = 4,58 35. Tanjung Pinang = 4,55 36. Pontianak = 4,52 37. Mamuju = 4,45 38. Jakarta = 4,43 39. Ternate = 4,42 40. Bengkulu = 4,41 41. Jayapura = 4,33 42. Sorong = 4,26 43. Pangkal Pinang = 4,19 44. Medan = 4,17 45. Malang = 4,15 46. Jambi = 4,13 47. Makasar = 3,97 48. Surabaya = 3,94 49. Cirebon = 3,61 50. Pekanbaru = 3,61 http://www.ipkindonesia.org/report/2...bon-bermasalah |
pengua_saha 21 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar