Ketika Dahlan Iskan Meramaikan Bursa Buku Nasional

Ketika Dahlan Iskan Meramaikan Bursa Buku Nasional
Tiap Bulan Cetak Ulang, Best Seller Januari


[imagetag] [Image: 080400_655779_Dahlan_buku_raka.jpg]
Dua buku dahlan Iskan Ganti Hati dan Dua Tangis dan Ribuan Tawa di Gramedia Pondok Indah Mall Jakarta.Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

JAWA POS - Buku-buku karya Dahlan Iskan diminati karena dinilai inspiratif. Ganti Hati yang kali pertama diterbitkan lima tahun silam pun masih dicari. Bukan obat-obatan yang dibawa M. Alwi sebagai kado bagi saudaranya yang tengah sakit liver di Bogor. Melainkan, buku Ganti Hati karya Dahlan Iskan yang dibelinya di Gramedia Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, kemarin (28/2).

Alwi percaya, inspirasi dari Ganti Hati yang bercerita tentang masa-masa kritis Dahlan gara-gara kanker hati hingga saat dia sukses menjalani transplantasi di Tiongkok bakal memberikan kekuatan kepada sang saudara. "Lewat buku ini, saya ingin menghibur dan memberikan kekuatan kepada saudara saya," katanya kepada Jawa Pos.

Ganti Hati sebenarnya diterbitkan kali pertama pada 2007 oleh JP Books dan sukses besar. Kalau kemudian buku yang ditulis Dahlan dengan gaya bahasa jurnalistik yang cair tersebut hadir lagi di rak berbagai toko buku tanah air hari-hari ini, itu tak lepas dari larisnya buku terbaru mantan CEO Jawa Pos itu, Dua Tangis dan Ribuan Tawa.

Pertama diluncurkan November 2011, Dua Tangis yang merupakan kumpulan tulisan Dahlan selama menjabat Dirut PLN itu mampu menembus angka penjualan 25 ribu eksemplar hingga Januari lalu. Buku itu pun dinobatkan sebagai best seller nasional bulan Januari.

Memasuki Februari, catatan di jaringan Toko Buku Gramedia menunjukkan bahwa Dua Tangis terus diminati pembeli serta meraup penjualan hingga 11 ribu eksemplar dan terus naik. "Posisinya masih bersaing di top ten buku laris selama Februari. Penjualannya masih mantap," tegas Assistant Marketing Communication Manager Penerbit Gramedia Budiyana.

Saking larisnya, penerbit sampai harus mencetak ulang lima kali. "Sekarang sudah siap-siap mau cetak ulang keenam," tutur Budi.

Jika cetak ulang dilakukan hingga enam kali dalam tiga bulan, berarti rata-rata tiap bulan buku Dua Tangis dicetak ulang dua kali. Standarnya, penerbit memproduksi 3 ribu eksemplar untuk sekali cetak.

Tapi, khusus untuk buku karya mantan wartawan Tempo tersebut, penerbit sampai harus menggenjot hingga 10 ribu eksemplar tiap cetak. Tujuannya, stok buku tetap tersedia demi memenuhi permintaan pembeli yang gila-gilaan. "Stok menipis saja tidak boleh, apalagi habis. Saya order khusus, setiap kali cetak harus 10 ribu. Tidak boleh kurang," tegas Budi.

Karena itu, setiap hari Budi sampai harus berkeliling Toko Buku Gramedia di kawasan Jabodetabek buat memastikan bahwa stok tersedia. Sebab, jangan sampai permintaan masyarakat tak terpenuhi. Itu, jelas Budi, bisa mengakibatkan lost opportunity!

Toko Buku Gramedia juga memperlakukan buku-buku karya menteri BUMN itu secara spesial. Di Toko Buku Gramedia Pondok Indah Mall (PIM), misalnya, buku-buku pria kelahiran Magetan tersebut dipajang rapi tepat di depan pintu masuk toko. Tata letak pintu depan didesain sedemikian rupa untuk mengantarkan pengunjung langsung melintas di rak khusus yang memajang buku-buku itu.

Karena itu, hampir semua pengunjung yang baru masuk mampir sejenak di booth tersebut. Mereka membolak-balik cover depan-belakang dan berlanjut ke daftar isi. Beberapa orang menyempatkan diri membaca tuntas kata pengantar buku tersebut sebelum akhirnya menjinjingnya ke kasir.


>>>>>>>>>>>>>>

(author unknown) 29 Feb, 2012

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...