Salah satu produk Yamaha di segmen sport, yaitu Byson, memperoleh permintaan cukup tinggi di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di negara asalnya, India. Akibatnya, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) kelabakan memenuhi permintaan konsumen Indonesia. Di lain hal juga ada masalah. Byson yang diekspor ke Indonesia ternyata banyak yang ditolak.
Hal tersebut dikemukakan langsung oleh Presiden Direktur YMKI Dyonisius Beti, semalam, dalam acara buka puasa yang diselenggarakan Yamaha di Lapangan Golf Simpruk, Senayan, Jakarta.
Nah, karena permintaan yang cukup tinggi itu pula, Yamaha Indonesia berencana merakit atau malah membuat Byson "Made in Indonesia". Pasalnya, standar mutu Yamaha Indonesia lebih tinggi. "Yamaha Jepang sudah berencana membuat komponen khusus untuk Byson yang akan dirakit di Indonesia," ujar Dyon.
Model dan varian
Menanggapi keunggulan rival utamanya, Honda, di pasar sepeda motor Indonesia yang saat ini kembali menguasai pangsa di atas 50 persen, Dyon hanya berkomentar, "Kami akan mengutamakan (usaha) mengambil hati konsumen."
Jika dulu Yamaha tidak terkalahkan di segmen skutik, kini hal itu sudah diambil alih oleh Honda. Honda memang sangat gencar menyerang dengan memasarkan lebih banyak varian skutik dibandingkan Yamaha. Saat ini, Honda memasarkan 8 varian skutik, sedangkan Yamaha hanya empat, yang terdiri dari Mio Standar, Sporty, Soul, dan Xeon 125.
Hal yang sama juga terjadi pada total model dengan variannya. Honda sebanyak 27 model atau varian, sedangkan Yamaha hanya 11.
DP 20 persen
Dyon juga menjelaskan, Yamaha tidak mau ikut "jor-joran" menawarkan uang muka rendah. "Kami tidak akan mengikuti cara yang dilakukan kompetitor dengan menawarkan DP (uang muka) murah. Malah kami berencana untuk menetapkan uang muka standar 20 persen dari harga motor," ungkap Dyon semalam di Lapangan Golf Simpruk, Senayan.
Dengan cara ini pula, hanya mereka yang benar-benar ingin punya sepeda motor yang ingin membeli dengan uang muka sebesar itu. Dicontohkan, bila harga sepeda motor Rp 15 juta, maka uang mukanya harus Rp 3 juta.
Dijelaskan pula, dengan uang muka rendah, misalnya Rp 1 juta, banyak terjadi spekulasi. "Apalagi menjelang Lebaran. Kalau mereka tidak bisa melanjutkan cicilan, leasing menariknya kembali. Dalam kondisi sepeda motor dengan uang muka murah, rasio pembeli tidak melanjutkan cicilan termasuk tinggi, yaitu 20 persen," beber Dyon.
Dikatakan pula, tidak ada kesepakatan di antara anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) untuk membuat standar uang muka terendah. "Tidak semuanya sepakat!" ucap Dyon. Diakuinya, strategi yang dilakukannya itu bisa saja akan mengurangi penjualan. Namun, cara itu dinilai lebih efektif dan efisien.
"Kami mengambil hati konsumen, mereka yang benar ingin membeli dan senang dengan produk kami. Cara ini lebih berkesinambungan," lanjutnya.
Dijelaskan, permintaan sepeda motor pada bulan Juli ternyata tetap tinggi. Oleh karena itu pula, Yamaha yang semula mampu memproduksi 250.000 unit per bulan, kini dinaikkan menjadi 320.000 unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar