Ribuan umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak 2556 BE/2012 di halaman Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu. Detik-detik Waisak dilakukan pukul 10.34.49 WIB ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera dilanjutkan dengan meditasi.
Menjelang detik-detik Waisak, masing-masing sangha atau majelis berdoa atau membacakan mantra dan sutra di depan altar yang berada di halaman Candi Mendut. Sejumlah sangha yang melakukan puja bakti tersebut, antara lain sangha Theravada, Mahayana, Tantrayana, dan Kasogatan.
Dalam meditasi detik-detik Waisak Bhante Wongsin memberikan pencerahan sesuai tema Waisak "Meningkatkan Metta dan Karuna" Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira dalam renungan Waisak mengatakan, keberadaan dan kelestarian agama-agama di muka bumi ini minimal harus mempunyai tiga pilar untuk bisa hidup lama, dihormati, dan diterima masyarakat, yakni pendidikan, kebudayaan, dan kebijakan belas kasih.
"Jika agama tidak memiliki atau mengabaikan tiga pilar tersebut maka agama itu pelan-pelan akan redup ditinggalkan umat dan dilupakan orang," katanya.
Namun, katanya, jika agama tersebut bisa memprioritaskan pengembangan tiga pilar tersebut maka disenangi dan dibutuhkan oleh umat manusia sehingga prospeknya cerah, mudah tumbuh berkembang dan banyak pengikutnya.
Ia mengatakan, semua ajaran agama mengajarkan kebenaran dan kebaikan demi keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. "Namun mengapa kehidupan manusia masih juga belum bisa rukun, damai, dan sejahtera secara menyeluruh," katanya.
Menurut dia, hal tersebut ada penyebabnya, yaitu umat manusia tidak diajarkan hukum sebab akibat dan ajaran cinta kasih dan belas kasih universal yang diarahkan ke segenap penjuru untuk kebahagiaan semua makhluk.
Ia menuturkan, jika ajaran agama mengabaikan kebenaran hukum sebab akibat, melalaikan penyebaran ajaran cinta kasih dan welas asih universal maka penganut agama tersebut cenderung menjadi jahat, kejam, beringas, dan brutal dalam setiap tanduk-tanduknya. "Akibatnya aksi kekerasan merajalela sehingga kehidupan masyarakat tidak aman dan tentram, membuat citra dan kemuliaan luhur bangsa menjadi pudar danmerosot di mata dunia internasional.
Ia mengatakan, cinta kasih dan welas asih adalah ajaran inti dari Buddhadharma yang sangat penting untuk dipahami dan dipraktikkan oleh siswa dan umat Buddha.
Sumber: bit.ly/IZb6jg
indaacil 06 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar