Karena Berita - Unsur mistis-klenik sangat kental di Gunung Salak. Banyak dongeng atau legenda yang masih diingat warga sekitar gunung yang terletak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu. Salah satunya menyangkut makam keramat Raden KH Syekh Mohomammad Hasan yang terletak di Puncak Salak I, sering disebut Puncak Manik.
Syekh Mohomammad Hasan diyakini sebagai salah satu ulama besar yang menyebarkan Islam di Jawa Barat, seputar Bogor, Garut hingga Cirebon. Makam Syekh Hasan dianggap keramat, setara dengan makam Mbah Priok di Tanjung Priok Jakarta Utara, dan Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Alathas atau makam Karomah Empang Bogor, tak jauh dari Kebun Raya Bogor.
"Jangan anggap remeh, walaupun ini dongeng, anda percaya atau tidak terserah. Seperti kalau mau masuk rumah orang, kan ada isyaratnya. Harus ada sopan-santun, ada salam, bagi orang Islam misalnya, mengucapkan assalamualikum," ujar KH Marsa.
Sopan-santun perlu dipegang, orang yang memasuki kawasan Gunung Salak, termasuk bagi pendaki. "Jadi kalau mau daki gunung Salak, jagalah kesopanan, permisi kepada orang dituakan di mana dia akan memulai pendakian," ujarnya Marsa.
Gunung Salak bukan seperti Gunung Merapi di Yogyakarta. Di Yogya, masih ada raja, jadi ada juru kunci yang ditugaskan untuk mengawasi orang-orang yang hendak memasuki kawasan gunung. Sedangkan di Gunung Salak, karena kerajaannya Siliwangi tenggelam, kuncen tidak ada.
"Maka datangilah pengetua setempat. Sejak dulu ada isyarat ini. Ini bukan menyembah Gunung Salak, kita tidak boleh musryik, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah. Kalau kemusryikan, menyembah selain Allah," ujarnya
Lalu apa kaitannya dengan pesawat Rusia naas yang mengangkut 39 orang Indonesia itu? Menurut Marsa, sebelum pesawat itu bermanufer di atas Gunung Salak, sebaiknya terlebih dahulu 'meminta izin'. Bukan saja kepada makhluk gaib itu, melainkan lewat doa atau syukuran kepada Allah, agar lancar-selamat misi uji-coba terbang, termasuk di atas Gunung Salak.
sumber lengkap
Syekh Mohomammad Hasan diyakini sebagai salah satu ulama besar yang menyebarkan Islam di Jawa Barat, seputar Bogor, Garut hingga Cirebon. Makam Syekh Hasan dianggap keramat, setara dengan makam Mbah Priok di Tanjung Priok Jakarta Utara, dan Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Alathas atau makam Karomah Empang Bogor, tak jauh dari Kebun Raya Bogor.
"Jangan anggap remeh, walaupun ini dongeng, anda percaya atau tidak terserah. Seperti kalau mau masuk rumah orang, kan ada isyaratnya. Harus ada sopan-santun, ada salam, bagi orang Islam misalnya, mengucapkan assalamualikum," ujar KH Marsa.
Sopan-santun perlu dipegang, orang yang memasuki kawasan Gunung Salak, termasuk bagi pendaki. "Jadi kalau mau daki gunung Salak, jagalah kesopanan, permisi kepada orang dituakan di mana dia akan memulai pendakian," ujarnya Marsa.
Gunung Salak bukan seperti Gunung Merapi di Yogyakarta. Di Yogya, masih ada raja, jadi ada juru kunci yang ditugaskan untuk mengawasi orang-orang yang hendak memasuki kawasan gunung. Sedangkan di Gunung Salak, karena kerajaannya Siliwangi tenggelam, kuncen tidak ada.
"Maka datangilah pengetua setempat. Sejak dulu ada isyarat ini. Ini bukan menyembah Gunung Salak, kita tidak boleh musryik, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah. Kalau kemusryikan, menyembah selain Allah," ujarnya
Lalu apa kaitannya dengan pesawat Rusia naas yang mengangkut 39 orang Indonesia itu? Menurut Marsa, sebelum pesawat itu bermanufer di atas Gunung Salak, sebaiknya terlebih dahulu 'meminta izin'. Bukan saja kepada makhluk gaib itu, melainkan lewat doa atau syukuran kepada Allah, agar lancar-selamat misi uji-coba terbang, termasuk di atas Gunung Salak.
sumber lengkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar