MI - Gerakan Muda Peduli Jakarta (GMPJ) mendesak agar dua calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta, Alex Noordin dan Joko Widodo, untuk meneruskan kepemimpinannya di wilayahnya masing-masing, Sumatra Selatan dan Solo.
"Sebaiknya, Alex Noordin dan Joko Wi terus melanjutkan kepemimpinan di wilayah mereka sampai habis masa jabatan masing-masing, ketimbang bertarung di Pilkada DKI Jakarta, yang belum tentu cocok dengan culture di daerahnya," kata juru bicara GMPJ Haridt Rahman Hakim, di sela aksi unjuk rasa yang dilakukan 300 orang dari GMPJ di Bundaran HI, Jakpus, Senin (7/5).
Menurut Hakim, masyarakat di kedua wilayah tersebut-Sumatera Selatan dan Solo sangat membutuhkan keduanya dibanding warga Jakarta yang multietnis dan multikultural. "Sesuai dengan sumpah jabatan, seharusnya mereka menyelesaikan program-program maupun sejumlah kasus yang masih terbengkalai, di wilayahnya masing-masing, hingga masa jabatan mereka selesai," ujar Hakim.
Itu pun, sambung Hakim, jika mereka masih mau disebut pemimpin yang amanah. Mereka, kata Hakim, sebaiknya menyelesaikan dulu yang memang belum terselesaikan di kampung halamannya masing-masing.
"Tapi kalau keduanya (Alex dan Joko Wi) tetep bersikeras menjadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta, berarti mereka tidak berbeda dengan politisi lain yang hanya mengejar kekuasaan. Toh, saya yakin mereka lebih dibutuhkan di daerahnya masing-masing," ulas Hakim.
Kalauoun desakan ini tidak digubris, Hakim menegaskan bahwa GMPJ akan terus bergerak untuk meminta keduanya agar tidak melanjutkan niatnya maju sebagai kandidat. "Meskipun itu hak mereka untuk tetap menjadi Cagub, ada baiknya mereka mundur. Karena kasus korupsi Alex Noordin masih terus menggelinding di KPK. Sementara, Joko Wi harus menyelesaikan dulu kasus kerusuhan di sana dan tunggakan listrik untuk jalan yang belum dibayar selama satu tahun di Solo," tegas Hakim.
"Sebaiknya, Alex Noordin dan Joko Wi terus melanjutkan kepemimpinan di wilayah mereka sampai habis masa jabatan masing-masing, ketimbang bertarung di Pilkada DKI Jakarta, yang belum tentu cocok dengan culture di daerahnya," kata juru bicara GMPJ Haridt Rahman Hakim, di sela aksi unjuk rasa yang dilakukan 300 orang dari GMPJ di Bundaran HI, Jakpus, Senin (7/5).
Menurut Hakim, masyarakat di kedua wilayah tersebut-Sumatera Selatan dan Solo sangat membutuhkan keduanya dibanding warga Jakarta yang multietnis dan multikultural. "Sesuai dengan sumpah jabatan, seharusnya mereka menyelesaikan program-program maupun sejumlah kasus yang masih terbengkalai, di wilayahnya masing-masing, hingga masa jabatan mereka selesai," ujar Hakim.
Itu pun, sambung Hakim, jika mereka masih mau disebut pemimpin yang amanah. Mereka, kata Hakim, sebaiknya menyelesaikan dulu yang memang belum terselesaikan di kampung halamannya masing-masing.
"Tapi kalau keduanya (Alex dan Joko Wi) tetep bersikeras menjadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta, berarti mereka tidak berbeda dengan politisi lain yang hanya mengejar kekuasaan. Toh, saya yakin mereka lebih dibutuhkan di daerahnya masing-masing," ulas Hakim.
Kalauoun desakan ini tidak digubris, Hakim menegaskan bahwa GMPJ akan terus bergerak untuk meminta keduanya agar tidak melanjutkan niatnya maju sebagai kandidat. "Meskipun itu hak mereka untuk tetap menjadi Cagub, ada baiknya mereka mundur. Karena kasus korupsi Alex Noordin masih terus menggelinding di KPK. Sementara, Joko Wi harus menyelesaikan dulu kasus kerusuhan di sana dan tunggakan listrik untuk jalan yang belum dibayar selama satu tahun di Solo," tegas Hakim.
(author unknown) 08 May, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar