1. Dia adalah bagian dari kesuksesan dan kegagalan Chelsea
RDM kerap disebut sebagai legenda Chelsea karena ia merupakan gelandang brillian dan mencetak gol penentu kemenangan Chelsea vs Aston Villa di final FA cup 2000. Atau pencetak gol terakhir di Old Wembley. Dengan raihan tersebut, tentunya ia telah memiliki tempat spesial di hati fans Chelsea karena mampu membawa Chelsea ke arah kesuksesan sebelum datangnya Roman Abramovich. Sebagai pelatih muda yang minim pengalaman, kegagalan yang menimpa Chelsea ketika dilatih AVB tentunya merupakan pengalaman berharga untuk RDM sebagai asisten manager pada saat itu. Tentunya RDM mempelajari banyak hal dari kekurangan/kelebihan AVB meskipun hanya dalam waktu singkat sehingga ketika AVB dipecat dan ia ditunjuk menjadi caretaker, RDM sudah memiliki gambaran apa yang perlu dibenahi dan yg perlu dipertahankan. Catatan positif RDM bersama Chelsea merupakan bukti bahwa RDM telah belajar dan memperbaiki kesalahan pendahulunya.
2. Dia adalah seorang Italiano
Mungkin konyol dan agak sedikit chauvinis, tapi memang ia seorang pelatih berkebangsaan Italy. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa pelatih asal Italy mempunyai bakat melatih yang luar biasa sedari muda. Nama seperti Marcelo Lippi, Giovanni Trapattoni, Enzo Bearzot, Carlo Ancelotti, hingga Fabio Capello merupakan pelatih Italy yang sukses tidak hanya di level domestik saja. Selain itu, entah mungkin karena sistem manajemen dan regenerasi yang baik, pelatih Italy sejak di usia muda sudah diberikan kepercayaan untuk melatih tim besar di liga lokal dan nyatanya mereka memang memiliki kemampuan untuk itu. Lihat saja Max Allegri yang sukses membawa Milan Scudetto musim lalu, Antonio Conte yang membuat Juventus tidak terkalahkan musim ini, serta Roberto Mancini yang (sepertinya) akan menjuarai liga inggris.
3. Dia didukung oleh seluruh pemain
Salah satu alasan kegagalan AVB ialah karena ia gagal menjalin keharmonisan dengan para pemain khususnya pemain senior. Namun kontras dengan AVB, saat ini RDM mendapat dukungan dari seluruh pemain mulai dari pemain senior JT, Lampard, hingga pemain yang baru dibeli dan belum pernah dimainkan: Marko Marin.
4. Dia adalah seorang ahli taktik
Apa yang diperagakan oleh AVB adalah sepakbola menyerang dan agresif. Akibatnya Chelsea bermain terbuka dan sering kebobolan yang salah satu penyebab terbanyaknya adalah kesalahan antisipasi pemain belakang seperti Bosingwa, Ivanovic, dan David Luiz. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Chelsea mampu bermain bertahan dengan baik dengan materi pemain yang sering melakukan kesalahan dan RDM membuktikannya ketika Chelsea bermain Ultra-Defensif melawan Barcelona. Hebatnya lagi, permainan defensif itu dilakukan dengan 10 orang dan tanpa bek tengah andalan John Terry. Keputusan melakukan switch Bosingwa ke bek tengah dan Ramires di bek kanan merupakan strategi brillian yang diperagakan RDM dan tidak ada yang menduga itu sebelumnya. Drogba, Kalou, dan Torres pun juga diletakkan membantu pos defense dari sisi sayap.
Selain itu, perubahan elementer yang dilakukan RDM dan sukses membawa Chelsea memenangi sejumlah laga ialah penempatan Ramires dan Lampard di posisi yang berbeda dibandingkan posisi mereka selama ini. Ramires diletakkan di posisi sayap namun flexibel untuk bermain ke tengah. Efektivitas pola ini terasa ketika Ramires untuk pertama kalinya di Chelsea bermain di pos sayap kiri dan memberikan 2 crossing yang berbuah 2 gol untuk Drogba. Satu melawan Napoli dan satu lagi melawan Barcelona. Di pos sayap kanan, Ramires tak kalah efektif dengan torehan golnya ketika melawan Tottenham, Liverpool, dan chip indahnya atas Victor Valdes. Untuk Lampard, Ia tidak lagi berada di posisi gelandang serang yang haus gol namun ia bermain sedikit kedalam (deep holding midfielder) namun kerap masuk ke box penalty sebagai ciri khasnya. Memang dengan posisi ini, Lampard tidak lagi mencetak gol sebagaimana ia biasa lakukan. Namun kemampuan passing dan visi Lampard dalam mengoper bola menjadi lebih tereksploitasi. Assist ke Drogba di final FA cup dan Ramires ketika melawan Barca di UCL merupakan bukti kejeniusan Lampard di posisi barunya tersebut dan masih terdapat banyak key-pass lain diantaranya ketika Lampard merebut bola Messi dan mengoper jauh ke Ramires yang diselesaikan dengan baik oleh Drogba. Perlu diingat juga dengan bermainnnya Lampard di posisi tersebut sangat membantu Mikel dalam baik untuk bertahan maupun mengumpan. Sehingga bisa dikatakan, penempatan posisi baru untuk Lampard menghasilkan potensi terbaik Mikel selama ia memperkuat The Blues.
5. Ia menyumbangkan satu trophy
Seorang pelatih sehebat apapun tentu tidak akan diakui sebagai pelatih papan atas kalau belum menyumbangkan satu gelar. Yep, RDM telah menyumbangkan satu gelar kompetisi sepakbola tertua di dunia yaitu FA Cup meskipun belum genap setahun (bahkan setengah tahun) menangani Chelsea. FA Cup kali ini juga terasa spesial karena Chelsea menundukkan tim papan atas Inggris lainnya yaitu Liverpool di final dan Tottenham di semifinal.
6. Ia memberikan kesempatan pada seluruh pemain
Kata "seluruh" dalam judul paragrap ini memang tidak bisa dibilang 100% benar. Cech sebagai penjaga gawang memang sulit tergantikan dan untuk Romelu Lukaku, memang disayangkan ia tidak menembus tim inti. Namun dibalik itu semua, perlu diingat bahwa ia memberikan kesempatan pada sejumlah pemain yang dianggap tidak memiliki kualitas dalam sejumlah laga penting. Kembalinya Salomon Kalou, Ryan Bertrand, Paulo Ferreira dan Sam Hutchinson merupakan pemain yang terlupakan dan dipandang sebelah mata namun hal ini tidak menyurutkan niat RDM untuk memainkannya. Meskipun harus diakui bahwa skuad Chelsea musim ini sangat kecil, namun kebijakan rotasi yang dilakukan RDM terbukti tepat.
7. Ia mengalahkan Barcelona dan membawa Chelsea ke final UCL
Pada dasarnya, dengan Chelsea mampu mengalahkan Barcelona untuk melaju final UCL adalah sebuah prestasi tersendiri bagi RDM. Pasalnya, pelatih sekelas Jose Mourinho maupun Alex Ferguson pun selalu kesulitan untuk mengalahkan atau sekedar mencuri angka dari tim Barcelona-nya Pep Guardiola. Menariknya, pemain sekelas Lionel Messi yang musim ini mencetak 72 gol untuk Barcelona tidak dapat berbuat banyak melawan strategi RDM. Selain itu, setelah dikalahkan Chelsea, Pep Guardiola secara resmi memutuskan akan mengundurkan diri dari Barcelona sebagai pelatih. Sejujurnya prestasi RDM ini sangat layak diapresiasikan dan terlepas dari menang-kalah di final UCL nanti, ia tetap layak dijadikan pelatih Chelsea karena mampu mengalahkan Barcelona dan Barcelona tak mampu mengalahkan Chelsea yang ditangani RDM.
8. Ia mampu membuat Torres mengakhiri paceklik gol
Faktanya adalah, striker seharga 50 juta poundsterling ini mencetak 7 gol di semua kompetisi selama ditangani RDM, melebihi jumlah golnya ketika ditangani Ancelotti dan AVB. Torres juga mencetak hattrick pertamanya untuk Chelsea ke gawang QPR. Padahal, selama sekitar 6 bulan Torres puasa gol di berbagai kompetisi dibawah arahan AVB. Namun sejak penunjukkan RDM, Torres kembali menunjukkan kemampuannya mencetak gol. Banyak pihak meyakini bahwa formasi 4-2-3-1 RDM yang menyebabkan kembalinya kemampuan Torres dalam mengolah thru-pass menjadi gol. Adapula yang berpendapat bahwa kemampuan RDM memotivasi pemain-lah yang berbuah kembalinya Torres mencetak gol. Apapun itu, salut untuk RDM.
9. Ia mendapat dukungan dari manajemen
Memang sejauh ini RDM belum mendapatkan kontrak tetap sebagai pelatih Chelsea dan masih berstatus sebagai caretaker. Namun bagi yang menonton acara seremonial pemberian medali Piala FA, terlihat RDM mendapat pelukan dan senyuman hangat dari Bruce Buck, Ron Gourlay, serta Michael Emenalo. Perlu diingat bahwa alasan pemecatan Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti salah satunya adalah ketidakmampuan mereka untuk bekerjasama dengan para petinggi Chelsea tersebut di akhir musim mereka.
10. Ia tidak terlalu mahal
Pernyataan ini sebenarnya spekulatif apabila RDM mampu memenangkan Liga Champions. Apabila ia sukses merengkuh gelar tersebut, maka sudah pasti akan banyak klub yang mengincarnya (apabila ia tidak dipermanenkan Chelsea). Namun jika dibandingkan dengan Pep Guardiola, Jose Mourinho, dan berbagai kandidat lain yang dikabarkan menjadi target Chelsea, maka CV RDM masihlah belum seberapa yang tentu saja tidak akan membuatnya terlalu mahal dibandingkan para manajer tersebut. Disamping itu, kebiasaan pemborosan yang Chelsea lakukan dalam mengangkat Jose Mourinho, Luiz Felipe Scolari, Guus Hiddink, Carlo Ancelotti hingga AVB harus diubah dan RDM adalah sosok yang tepat. Mungkin mempermanenkan RDM secepat mungkin adalah solusi terbaik sebelum harganya naik sebagaimana bisnis property yang dibawakan Fenny Rose. Tapi untuk saat ini, biarkan ia dan seluruh skuad untuk berfokus pada Liga Champions.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar