Jakarta Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Waris sempat menyebut adanya seorang petinggi militer yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan geng pita kuning di Jakarta. Namun pernyataan itu diklarifikasi lagi oleh Kepala Penerangan Kodam Jaya (Kapendam) Kolonel Andrian Ponto.
"Salah tangkap itu pesan yang dimaksud Pangdam. Dikiranya (media) ada beking segala, padahal bukan itu maksud Pangdam," ujar Andrian saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/4/2012).
Andrian menjelaskan, pernyataan tersebut keluar saat Pangdam ditanya oleh salah seorang wartawan mengenai oknum yang mendukung aksi serangan geng motor. Kemudian, Pangdam pun sontak menyebut perwira A, yang kemudian langsung dikutip oleh wartawan.
"Kebetulan pada saat itu teman-teman wartawan tanya soal geng motor, terus omongan Pangdam lain, terus dikira omongan Pangdam soal geng motor," jelasnya.
"Sebenarnya Pangdam enggak bilang ada beking. Jadi tidak ada kaitanya dengan beking geng motor," lanjutnya lagi.
Adrian menjelaskan, Pangdam Jaya saat itu sebenarnya tengah menceritakan tentang aksi unjuk rasa buruh dan demonstrasi kenaikan harga BBM yang dinilai sudah mengganggu ketertiban warga. Kemudian secara tidak sengaja munculah seseorang dengan inisial A.
"Padahal bukan soal geng motor. Jadi tidak benar ada istilah inisial itu. Pangdam asal sebut saja itu, tidak bermaksud menyebut inisial A, B atau C. Yang dimaksud Pangdam inisial A itu hanya contoh saja, karena Pangdam cerita bahwa ada seniornya yang selalu mengkritisi kebijakan beliau dan Kapolda dalam mengamankan Ibukota. Kemudian keluarlah istilah A itu, tapi itu hanya contoh saja," jelasnya.
4 Oknum anggota TNI sudah ditahan terkait keikutsertaan mereka dalam aksi brutal geng motor pita kuning pada 13 April 2012 lalu. Empat oknum tersebut adalah: Serda Yogi Pramana, Serda Jaka Trima, Praka Majuri, dan Pratu M Kotibul Imam.
source
"Salah tangkap itu pesan yang dimaksud Pangdam. Dikiranya (media) ada beking segala, padahal bukan itu maksud Pangdam," ujar Andrian saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/4/2012).
Andrian menjelaskan, pernyataan tersebut keluar saat Pangdam ditanya oleh salah seorang wartawan mengenai oknum yang mendukung aksi serangan geng motor. Kemudian, Pangdam pun sontak menyebut perwira A, yang kemudian langsung dikutip oleh wartawan.
"Kebetulan pada saat itu teman-teman wartawan tanya soal geng motor, terus omongan Pangdam lain, terus dikira omongan Pangdam soal geng motor," jelasnya.
"Sebenarnya Pangdam enggak bilang ada beking. Jadi tidak ada kaitanya dengan beking geng motor," lanjutnya lagi.
Adrian menjelaskan, Pangdam Jaya saat itu sebenarnya tengah menceritakan tentang aksi unjuk rasa buruh dan demonstrasi kenaikan harga BBM yang dinilai sudah mengganggu ketertiban warga. Kemudian secara tidak sengaja munculah seseorang dengan inisial A.
"Padahal bukan soal geng motor. Jadi tidak benar ada istilah inisial itu. Pangdam asal sebut saja itu, tidak bermaksud menyebut inisial A, B atau C. Yang dimaksud Pangdam inisial A itu hanya contoh saja, karena Pangdam cerita bahwa ada seniornya yang selalu mengkritisi kebijakan beliau dan Kapolda dalam mengamankan Ibukota. Kemudian keluarlah istilah A itu, tapi itu hanya contoh saja," jelasnya.
4 Oknum anggota TNI sudah ditahan terkait keikutsertaan mereka dalam aksi brutal geng motor pita kuning pada 13 April 2012 lalu. Empat oknum tersebut adalah: Serda Yogi Pramana, Serda Jaka Trima, Praka Majuri, dan Pratu M Kotibul Imam.
source
black-ops 21 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar