Beberapa hari lagi tanggal 1 Mei 2012 bertepatan dengan hari buruh internasional atau lebih dikenal dengan sebutan may day. Pada tanggal tsb bisanya di kota-kota besar, terutama ibukota Jakarta sering diadakan aksi unjuk rasa secara besar-besaran. Aksi itu diikuti oleh kawan-kawan pekerja.
Kita sebagai masyarakat pekerja juga mungkin bisa memahami aksi demonstrasi yang dilakukan dengan mengerahkan ribuan buruh dalam satu titik. Hanya saja, dalam pelaksanaan aksi itu kenapa justru malah kita sendiri yg menjadi repot. Karena aksi demo dalam jumlah besar, jalanan menjadi macet (bisanya bukan hanya macet, tapi ditutup). Belum kalau terjadi keributan yang menimbulkan aksi yg anarkis. Ini.. lah yg jelas membuat takut masyarakat pengguna jalan. Sebab, para pengunjuk rasa bisa melakukan apa-apa tanpa ada sanksi dari aparat. Mereka bisa membakar, melempar, merusak, bangunan, pertamanan, gedung, malah polisi pengaman unjuk rasa. Sungguh suatu aksi yg menurut saya mengerikan.
Belum lagi hal lain sebelum aksi dilakukan. Dari beberapa pengalaman yg lalu, para buruh yg terikat dari puluhan organisasi itu sering mendatangi dan melakukan pemaksaan terhadap karyawan atau pekerja yang tidak mau demo. Mereka bisa melakukan intimidasi terhadap karyawan tersebut. Hingga para karyawan dengan terpaksa melakukan aksi yang sebenarnya tidak sesuai dengan nuraninya.
Sebenarnya kalau ditelaah lebih lanjut, bahwa para karyawan yang tidak melakukan demo itu secara realistis benar adanya. Karena, hal itu seperti hanya mebuang2 waktu saja. Apabila mereka tidak bekerja, bila terhitung harian, jelas mereka tidak mendapatkan penghasilan. Belum lagi, perusahaan biasanya alergi terhadap karyawan atau pekerja yang menjadi aktivis.
Logikanya, mana ada pengusaha mau mempekerjakan seorang karyawan yang kerjanya justru menentang kebijakan perusahaan. Saya pun tidak berpihak pada pengusaha dan buruh. Tapi, secara rasional memang seperti itu kondisinya. Jadi, buat teman-teman karyawan agar lebih cerdas menyikapi Hari Buruh tadi.
Trus, bagaimana pendapat kawan-kawan di forum tercinta ini? slm:strawberry:
Kita sebagai masyarakat pekerja juga mungkin bisa memahami aksi demonstrasi yang dilakukan dengan mengerahkan ribuan buruh dalam satu titik. Hanya saja, dalam pelaksanaan aksi itu kenapa justru malah kita sendiri yg menjadi repot. Karena aksi demo dalam jumlah besar, jalanan menjadi macet (bisanya bukan hanya macet, tapi ditutup). Belum kalau terjadi keributan yang menimbulkan aksi yg anarkis. Ini.. lah yg jelas membuat takut masyarakat pengguna jalan. Sebab, para pengunjuk rasa bisa melakukan apa-apa tanpa ada sanksi dari aparat. Mereka bisa membakar, melempar, merusak, bangunan, pertamanan, gedung, malah polisi pengaman unjuk rasa. Sungguh suatu aksi yg menurut saya mengerikan.
Belum lagi hal lain sebelum aksi dilakukan. Dari beberapa pengalaman yg lalu, para buruh yg terikat dari puluhan organisasi itu sering mendatangi dan melakukan pemaksaan terhadap karyawan atau pekerja yang tidak mau demo. Mereka bisa melakukan intimidasi terhadap karyawan tersebut. Hingga para karyawan dengan terpaksa melakukan aksi yang sebenarnya tidak sesuai dengan nuraninya.
Sebenarnya kalau ditelaah lebih lanjut, bahwa para karyawan yang tidak melakukan demo itu secara realistis benar adanya. Karena, hal itu seperti hanya mebuang2 waktu saja. Apabila mereka tidak bekerja, bila terhitung harian, jelas mereka tidak mendapatkan penghasilan. Belum lagi, perusahaan biasanya alergi terhadap karyawan atau pekerja yang menjadi aktivis.
Logikanya, mana ada pengusaha mau mempekerjakan seorang karyawan yang kerjanya justru menentang kebijakan perusahaan. Saya pun tidak berpihak pada pengusaha dan buruh. Tapi, secara rasional memang seperti itu kondisinya. Jadi, buat teman-teman karyawan agar lebih cerdas menyikapi Hari Buruh tadi.
Trus, bagaimana pendapat kawan-kawan di forum tercinta ini? slm:strawberry:
gendhruwo 16 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar