Jakarta Serangan gang bermotor adalah bukti bahwa masih lemahnya penegakan hukum dan polisi dipandang belum sepenuhnya hadir di tengah masyarakat. Polisi didesak segera mengungkap kasus penyerangan geng motor pita kuning yang beraksi di sejumlah tempat di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Apalagi kekerasan ini terjadi di tempat umum, yang harusnya terlihat oleh polisi, atau setidaknya kehadiran polisi bisa cepat dan sigap di tempat kejadian," ujar anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsuddin kepada detikcom, Selasa (17/4/2012).
Mengenai dugaan adanya anggota TNI AL yang terlibat, Didi menilai tentu terlalu pagi untuk menyimpulkan demikian. Menurutnya, serahkan sepenuhnya pada proses hukum yang ada, untuk diusut tuntas.
"Bagaimanapun aksi brutal yang terjadi sudah keterlaluan, tidak bisa dibiarkan. Siapapun pelakunya harus ditindak tegas," tegas politisi PD ini.
Seharusnya polisi, lanjut Didi, bisa menghentikan aksi brutal geng motor dengan penegakan hukum yang tegas. Namun karena polisi kerap terlambat hadir untuk melakukan pengamanan, akhirnya aksi geng motor yang sudah beberapa hari belakangan terjadi justru semakin meresahkan warga Ibukota.
"Satu kelompok melakukan aksi kekerasan dan atau menjadi korban, maka dalam hitungan hari akan ada serangan balasan. Saling balas dendamlah yang terjadi," ungkapnya.
Didi mendorong agar polisi harus lebih sigap mengantisipasi aksi kekerasan geng motor. Polisi tidak boleh lagi memberikan toleransi kepada geng motor yang telah terbukti melakukan kekerasan. Bila perlu intensitas operasi dan razia senjata tajam, senjata api ditingkatkan.
"Disamping itu perlu ada pembinaan dan dialog dengan geng-geng bermotor yang ada untuk memberikan bimbingan agar kegiatan-kegiatan mereka lebih baik untuk hal-hal yang kondusif dan bermanfaat. Misal kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan lain bermanfaat, dengan memberikan peran yang baik sekaligus apresiasi bagi yang telah menjalankan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat," imbaunya.
source
Onimusha 17 Apr, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar