Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Muhammad Darwis menilai, upaya pemerintah DKI Jakarta memerangi preman akan berimbas di daerah asal preman.
"Sebab, para preman yang lolos akan kembali ke daerah asal, yang tentunya akan menimbulkan masalah, bila di daerah asal mereka tidak kuat solidaritas kekerabatannya," kata Darwis kepada Tribun Timur via telepon selulernya di Makassar, Minggu (4/3/2012)
"Sesungguhnya, orang melakoni kerja-kerja preman tak lebih untuk kelangsungan hidup di kota, di mana persaingan begitu kuat, ditambah skil yang pas-pasan. Sebagai jalan pintas, mereka berkelompok berdasarkan daerah dan keberadaan mereka,"tambah pria asal Bone.
Menurutnya, preman bagi para kapitalis sangat bermanfaat. Jasa preman sangat dibutuhkan untuk menjadi pengamanan atau debt collector, bahkan melakoni peran 'mafia' kecil-kecilan. Namun, bila mereka terdesak di kota, mereka kembali ke daerah asal.
"Tapi, hanya sementara. Bila keadaan di kota sudah aman, dalam artian tidak diuber-uber lagi, mereka akan kembali dengan bentuk kelompok baru, namun kegiatannya sama saja," tuturnya.
Kehadiran mereka dikampung halaman, bila kekerabatannya lemah, tentu bakal membuatnya merasa terasing, dan memungkinkan dia depresi. Sehingga, bisa melakukan tindakan yang menganggu masyarakat dan memungkinkan menghasut pemuda-pemuda yang menganggur.
Bila kekerabatan kuat, tentu kehadiran mereka akan diterima dalam kehidupan keluarga mereka, dan mereka ini akan kembali lagi ke kota.
"Karena itu, bila penyisiran preman di Jakarta kelak efektif, maka pemda bersiap lah menyambut mereka dengan program penanganan, agar mereka tidak merasa asing di kampungnya. Bila tidak ditangani, masalah sosial kekerasan lah akan terjadi.
Waspada! Preman Jakarta Bakal Balik Kampung - Tribunnews.com
"Sebab, para preman yang lolos akan kembali ke daerah asal, yang tentunya akan menimbulkan masalah, bila di daerah asal mereka tidak kuat solidaritas kekerabatannya," kata Darwis kepada Tribun Timur via telepon selulernya di Makassar, Minggu (4/3/2012)
"Sesungguhnya, orang melakoni kerja-kerja preman tak lebih untuk kelangsungan hidup di kota, di mana persaingan begitu kuat, ditambah skil yang pas-pasan. Sebagai jalan pintas, mereka berkelompok berdasarkan daerah dan keberadaan mereka,"tambah pria asal Bone.
Menurutnya, preman bagi para kapitalis sangat bermanfaat. Jasa preman sangat dibutuhkan untuk menjadi pengamanan atau debt collector, bahkan melakoni peran 'mafia' kecil-kecilan. Namun, bila mereka terdesak di kota, mereka kembali ke daerah asal.
"Tapi, hanya sementara. Bila keadaan di kota sudah aman, dalam artian tidak diuber-uber lagi, mereka akan kembali dengan bentuk kelompok baru, namun kegiatannya sama saja," tuturnya.
Kehadiran mereka dikampung halaman, bila kekerabatannya lemah, tentu bakal membuatnya merasa terasing, dan memungkinkan dia depresi. Sehingga, bisa melakukan tindakan yang menganggu masyarakat dan memungkinkan menghasut pemuda-pemuda yang menganggur.
Bila kekerabatan kuat, tentu kehadiran mereka akan diterima dalam kehidupan keluarga mereka, dan mereka ini akan kembali lagi ke kota.
"Karena itu, bila penyisiran preman di Jakarta kelak efektif, maka pemda bersiap lah menyambut mereka dengan program penanganan, agar mereka tidak merasa asing di kampungnya. Bila tidak ditangani, masalah sosial kekerasan lah akan terjadi.
Waspada! Preman Jakarta Bakal Balik Kampung - Tribunnews.com
ri4nx 05 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar