Kekalahan 0-10 Timnas Memprihatinkan
Prestasi olahraga nasional kata Aburizal, akan maju manakala ada program yang jelas.
Jum'at, 2 Maret 2012, 15:52 WIB
Irvan BekaBERITA TERKAIT
Gunawan Dwi Cahyo (kanan) saat Indonesia melawan Bahrain (daylife.com)
VIVAnews - Aburizal Bakrie, tokoh politik dan pengusaha nasional, mengaku kecewa atas hasil pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Bahrain. Merah Putih kalah 0-10.
Menurut dia, hasil laga Grup E kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 zona Asia itu menunjukkan betapa buruknya pengelolaan sepakbola di Tanah Air. "Singkat saja, amburadul," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan ketika berkunjung ke kantor redaksi Harian Cianjur Ekspres, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 2 Maret 2012.
Prestasi olahraga nasional, termasuk sepakbola, kata Aburizal, akan maju manakala ada program yang jelas dan terukur, pembinaan dan sistem kompetisinya berjalan baik. Hal itulah yang dinilainya tidak terjadi di Indonesia.
Keberadaan dualisme liga: Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia, menurutnya, turut menyumbang pada kemunduran prestasi sepakbola nasional.
"Ada kompetisi, tapi dipecah jadi dua. Kalau seperti itu, (sepakbola Indonesia) tidak akan maju-maju," ujar Aburizal di sela-sela kunjungannya ke Cianjur dalam rangkaian kegiatan bertajuk Safari Jawa I.
Tim Merah Putih menerima kekalahan telak di laga Kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 Grup E zona Asia, Rabu 29 Februari 2012. Sebuah rekor baru. Skor 0-10 merupakan kekalahan terburuk Indonesia sepanjang sejarah.
Laporan: M. Arief Hidayat | Cianjur
Prestasi olahraga nasional kata Aburizal, akan maju manakala ada program yang jelas.
Jum'at, 2 Maret 2012, 15:52 WIB
Irvan BekaBERITA TERKAIT
- "Kalau Jadi Djohar Saya Akan Mundur"
- Timnas Tinggalkan Bahrain Tanpa Djohar
- FIFA Investigasi Duel Bahrain vs Indonesia
- Ketum PSSI Temui Pengurus Sepak Bola Bahrain
- Menpora: Inilah Hasilnya Kalau Pengurus Ribut
VIVAnews - Aburizal Bakrie, tokoh politik dan pengusaha nasional, mengaku kecewa atas hasil pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Bahrain. Merah Putih kalah 0-10.
Menurut dia, hasil laga Grup E kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 zona Asia itu menunjukkan betapa buruknya pengelolaan sepakbola di Tanah Air. "Singkat saja, amburadul," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan ketika berkunjung ke kantor redaksi Harian Cianjur Ekspres, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 2 Maret 2012.
Prestasi olahraga nasional, termasuk sepakbola, kata Aburizal, akan maju manakala ada program yang jelas dan terukur, pembinaan dan sistem kompetisinya berjalan baik. Hal itulah yang dinilainya tidak terjadi di Indonesia.
Keberadaan dualisme liga: Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia, menurutnya, turut menyumbang pada kemunduran prestasi sepakbola nasional.
"Ada kompetisi, tapi dipecah jadi dua. Kalau seperti itu, (sepakbola Indonesia) tidak akan maju-maju," ujar Aburizal di sela-sela kunjungannya ke Cianjur dalam rangkaian kegiatan bertajuk Safari Jawa I.
Tim Merah Putih menerima kekalahan telak di laga Kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 Grup E zona Asia, Rabu 29 Februari 2012. Sebuah rekor baru. Skor 0-10 merupakan kekalahan terburuk Indonesia sepanjang sejarah.
Laporan: M. Arief Hidayat | Cianjur
ntarluq 07 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar