itoday - Aparat kepolisian sudah main gebyah uyah dalam menggambarkan pelaku terorisme. Polisi tidak menggunakan data base lagi tentang bagaimana teroris digambarkan. Apalagi, Densus 88 sudah main dor saja terhadap orang yang disangka teroris.
Pendapat itu dikemukakan pengamat terorisme Umar Abduh kepada itoday, Senin (19/3).
Umar malah menduga apa yang terjadi di Bali saat ini, tak lebih dari kerjaan polisi.
"Ini kerjaan polisi, memanfaatkan para preman. Kalau dilakukan Densus, ini sebuah degradasi, tidak ada proyek, terus bikin sendiri dan ngawur. Masak, mereka mengatakan kasus perampokan di Medan, pelakunya sudah dihabisi, tetapi ada orang-orang (di kasus Bali --red) saat ini yang dikaitkan dengan kelompok ini. Ini kan aneh," ujar Umar.
Dalam soal kriteria teroris, polisi tidak lagi bisa membedakan teroris dari kalangan radikal fundamentalis dengan tindak kriminal biasa.
"Kelompok radikal sekaligus fundamentalis, mereka mencintai akhirat dan tidak mencintai dunia. Sekarang, sudah terlanjur memasukkan perampokan bagian pola kerja teroris, ini diupayakan. Apa yang dikatakan teroris itu puritan sudah hilang. Sehingga kriminal biasa tidak ada bedanya dengan kelompok fundamentalis yang melakukan fa'i dengan merampok," tandas Umar.
Tindakan polisi ini, lanjut Umar, menunjukkan polisi tidak memiliki konsistensi dalam menilai suatu kelompok.
"Jadi dengan blunder yang dilakukan polisi ini, yang dikatakan teroris terkait dengan UU teroris, digebyah uyah dengan teroris bom pipa, orang yang nemu kok dikatakan teroris. Kalau yang mengirim itu jelas teroris. Kalau mau seperti itu, nanti semua orang yang menemukan bahan peladak, misal nemu granat, malah jadi tersangka teroris," gugat mantan tapol anggota jamaah Imron ini.
Umar yakin bahwa isu teror ini tak lebih dari pengalihan isu. Polisi mengaitkan kelompok sasaran dengan kelompok yang sesungguhnya. " Kelompok Amrozi akan dijadikan target. Ini untuk pembenaran saja, bahwa kelompok Amrozi melakukan ledakan, padahal ini rekayasa," tegas Umar.*
http://itoday.co.id/politik/6213-densus-...an-teroris
(author unknown) 20 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar