Aroma Ketiak di Demo Anti SBY-Boediono
Surabaya - Aroma kecut mewarnai aksi penolakan SBY-Boediono di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Sejumlah aparat keamanan maupun wartawan yang meliput pun ngempet.
Ya, bau kecut itu berasal dari ketiak puluhan demonstran yang sengaja menggelar aksi tanpa mengenakan baju atau kaus. Di tengah guyuran hujan, mereka dengan telanjang dada longmarch dari Monumen Kapal Selam menuju Grahadi.
Saat di depan Grahadi, hujan berhenti mengguyur, Senin (12/3/2012). Dengan peluh keringat, aktivis dari Konsolidasi Mahasiswa Indonesia (Konami) ini menggelar orasi dan treatrikal.
Saat massa dihalau mundur oleh aparat kepolisian agar tak menghalangi pengguna jalan yang melintas di Jalan Gubernur Suryo, kontas puluhan fotografer berebut mendekat berbaur dengan demonstran.
"Baunya rek, kecut," celetuk seorang wartawan.
Namun aroma tak sedap itu tak menyurutkan langkah wartawan untuk mengabadikan demo yang menuntut SBY-Boediono mundur. Demikian pula, kelompak Anti SBY-Boediono tetap orasi dan menerikan yel-yel anti presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Demokrat itu.
"Kami ingin tidur di hotel, kami ingin makan enak. Dengarkan suara rakyat," teriak seorang demonstran sambil mengangat tangan kirinya.
(gik/gik)
----------
Kalau menyampaikan aspirasi kepada Presiden/Wapres seharusnya sopan. Bukan dengan bertelanjang dada dan teriak2 dipinggir jalan. Sudah gitu bikin macet.
Kesopanan orang indonesia memang semakin rendah. Kan baik kalau menyampaikan aspirasi dengan cara2 yang baik, sopan, tutur kata yang teratur dan argumentasi yang jelas.
Apakah Indonesia dibiarkan diatur orang2 seperti ini ?
Surabaya - Aroma kecut mewarnai aksi penolakan SBY-Boediono di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Sejumlah aparat keamanan maupun wartawan yang meliput pun ngempet.
Ya, bau kecut itu berasal dari ketiak puluhan demonstran yang sengaja menggelar aksi tanpa mengenakan baju atau kaus. Di tengah guyuran hujan, mereka dengan telanjang dada longmarch dari Monumen Kapal Selam menuju Grahadi.
Saat di depan Grahadi, hujan berhenti mengguyur, Senin (12/3/2012). Dengan peluh keringat, aktivis dari Konsolidasi Mahasiswa Indonesia (Konami) ini menggelar orasi dan treatrikal.
Saat massa dihalau mundur oleh aparat kepolisian agar tak menghalangi pengguna jalan yang melintas di Jalan Gubernur Suryo, kontas puluhan fotografer berebut mendekat berbaur dengan demonstran.
"Baunya rek, kecut," celetuk seorang wartawan.
Namun aroma tak sedap itu tak menyurutkan langkah wartawan untuk mengabadikan demo yang menuntut SBY-Boediono mundur. Demikian pula, kelompak Anti SBY-Boediono tetap orasi dan menerikan yel-yel anti presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Demokrat itu.
"Kami ingin tidur di hotel, kami ingin makan enak. Dengarkan suara rakyat," teriak seorang demonstran sambil mengangat tangan kirinya.
(gik/gik)
----------
Kalau menyampaikan aspirasi kepada Presiden/Wapres seharusnya sopan. Bukan dengan bertelanjang dada dan teriak2 dipinggir jalan. Sudah gitu bikin macet.
Kesopanan orang indonesia memang semakin rendah. Kan baik kalau menyampaikan aspirasi dengan cara2 yang baik, sopan, tutur kata yang teratur dan argumentasi yang jelas.
Apakah Indonesia dibiarkan diatur orang2 seperti ini ?
ario_kamandanu 12 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar