Ah Raka ... Betapa Beruntungnya Engkau ...
Entah siapa yang memilih nama, tetapi yang jelas salah satu artinya
Adalah abang, kakak, mas, dan ini tampaknya tepat bagi dia karena
Dia adalah anak pertama di keluarga itu ... selamat datang hai Raka.
Kemudian di belakangnya disematkan nama yang juga luar biasa,
Widyarma, yang kalau ditanyakan maknanya, mungkin ya susah juga,
Karena kalau nama ini dianggap kata maka tidak ada kamusnya,
Tetapi bisa juga nama ini sebenarnya gabungan dua kata – widya
Dan darma – nah kalau ini tentu saja punya makna, yang pertama
Untuk merujuk ilmu pengetahuan sedangkan yang kedua rujukannya
Lelaku manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai manusia utama.
Singkat kata Raka Widyarma adalah nama yang bagus dan luar biasa.
Seorang kakak yang tugas utamanya menyebarkanluaskan hal mulia,
Menjadi penerang dunia dengan kebajikan ilmu pengetahuan miliknya.
Itulah Raka Widyarma yang sekarang sedang jadi berita karena narkoba.
Ditangkap aparat keamanan negara – walau di bandara – tetap saja
Mengguncangkan dan memalukan pihak keluarga apalagi kasusnya
Untuk ukuran Indonesia dianggap berbahaya karena kampanyenya
Memang seperti itu ... narkoba itu berbahaya dan musuh bersama.
Lalu mengapa judul catatan sederhana ini betapa beruntungnya si Raka?
Apakah ini hanya sekedar retorika ataukah ironika ataukah paradoksa?
Tentu saja tidak, judul ini benar adanya, karena memang beruntung dia
Mempunyai ayah seperti si RK yang dengan lantang di hadapan media
Berkata bahwa Raka itu anaknya, dulu, sekarang, dan sampai selamanya.
Mungkin kata ini sekarang memang menyeruak langit berita, membahana,
Dan pasti didengar juga oleh si Raka yang sedang di ruang tahanan sana.
Dia pasti gembira walau mungkin juga kemudian menggerutu penuh iba,
Ah papa, mengapa baru sekarang engkau lontarkan ini penyejuk jiwa,
Bukankah karena engkau dulu tidak mau berteriak lantang di luar sana,
Bahwa aku ini anakmu, aku ini putramu, aku ini buah hatimu, hati dan jiwa
Selalu bimbang tak percaya bagaimana bisa aku menjadi anak dan putra
Seorang aktor besar yang sekarang menjadi pejabat negara, jika faktanya
Aku dilahirkan dari rahim seorang wanita yang tak ada hubungan nyata
Kecuali hanya istri seorang sahabat yang merelakan putranya dipelihara
Oleh sebuah keluarga yang mapan status dan harta tetapi kebetulan saja
Tak dikarunia putra ... ah papa, aku galau karena apa kata papa berbeda
Dengan apa yang disampaikan teman-teman ... aku bukan anakmu papa.
Aku punya papa mama, bolehkah kalau aku sekarang bersama mereka,
Sambil pada saat yang sama engkau dan mama Dewi tetap papa mama
Bagiku, bagi Deanti, bagi kami berdua ... kalau begitu bagaimana, papa?
Aku tidak seperti Rakasiwi yang tegar hidup dalam drama dan sandiwara,
Aku tahu engkau dan mama Indriati menyayangi sepenuh hati, hanya saja
Bukankah sudah kewajibanku juga menemani mereka berdua, papa mama
Yang melahirkan aku ke dunia ... aku bangga padamu yang gemakan nada
Ke seluruh pelosok dunia bahwa aku anakmu walau aku terjerat narkoba,
Tetapi aku juga ingin bangga karena papa dan mamaku berlinang air mata
Melihat putranya rapuh tak berdaya karena membiarkan sendirian berkelana.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
Entah siapa yang memilih nama, tetapi yang jelas salah satu artinya
Adalah abang, kakak, mas, dan ini tampaknya tepat bagi dia karena
Dia adalah anak pertama di keluarga itu ... selamat datang hai Raka.
Kemudian di belakangnya disematkan nama yang juga luar biasa,
Widyarma, yang kalau ditanyakan maknanya, mungkin ya susah juga,
Karena kalau nama ini dianggap kata maka tidak ada kamusnya,
Tetapi bisa juga nama ini sebenarnya gabungan dua kata – widya
Dan darma – nah kalau ini tentu saja punya makna, yang pertama
Untuk merujuk ilmu pengetahuan sedangkan yang kedua rujukannya
Lelaku manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai manusia utama.
Singkat kata Raka Widyarma adalah nama yang bagus dan luar biasa.
Seorang kakak yang tugas utamanya menyebarkanluaskan hal mulia,
Menjadi penerang dunia dengan kebajikan ilmu pengetahuan miliknya.
Itulah Raka Widyarma yang sekarang sedang jadi berita karena narkoba.
Ditangkap aparat keamanan negara – walau di bandara – tetap saja
Mengguncangkan dan memalukan pihak keluarga apalagi kasusnya
Untuk ukuran Indonesia dianggap berbahaya karena kampanyenya
Memang seperti itu ... narkoba itu berbahaya dan musuh bersama.
Lalu mengapa judul catatan sederhana ini betapa beruntungnya si Raka?
Apakah ini hanya sekedar retorika ataukah ironika ataukah paradoksa?
Tentu saja tidak, judul ini benar adanya, karena memang beruntung dia
Mempunyai ayah seperti si RK yang dengan lantang di hadapan media
Berkata bahwa Raka itu anaknya, dulu, sekarang, dan sampai selamanya.
Mungkin kata ini sekarang memang menyeruak langit berita, membahana,
Dan pasti didengar juga oleh si Raka yang sedang di ruang tahanan sana.
Dia pasti gembira walau mungkin juga kemudian menggerutu penuh iba,
Ah papa, mengapa baru sekarang engkau lontarkan ini penyejuk jiwa,
Bukankah karena engkau dulu tidak mau berteriak lantang di luar sana,
Bahwa aku ini anakmu, aku ini putramu, aku ini buah hatimu, hati dan jiwa
Selalu bimbang tak percaya bagaimana bisa aku menjadi anak dan putra
Seorang aktor besar yang sekarang menjadi pejabat negara, jika faktanya
Aku dilahirkan dari rahim seorang wanita yang tak ada hubungan nyata
Kecuali hanya istri seorang sahabat yang merelakan putranya dipelihara
Oleh sebuah keluarga yang mapan status dan harta tetapi kebetulan saja
Tak dikarunia putra ... ah papa, aku galau karena apa kata papa berbeda
Dengan apa yang disampaikan teman-teman ... aku bukan anakmu papa.
Aku punya papa mama, bolehkah kalau aku sekarang bersama mereka,
Sambil pada saat yang sama engkau dan mama Dewi tetap papa mama
Bagiku, bagi Deanti, bagi kami berdua ... kalau begitu bagaimana, papa?
Aku tidak seperti Rakasiwi yang tegar hidup dalam drama dan sandiwara,
Aku tahu engkau dan mama Indriati menyayangi sepenuh hati, hanya saja
Bukankah sudah kewajibanku juga menemani mereka berdua, papa mama
Yang melahirkan aku ke dunia ... aku bangga padamu yang gemakan nada
Ke seluruh pelosok dunia bahwa aku anakmu walau aku terjerat narkoba,
Tetapi aku juga ingin bangga karena papa dan mamaku berlinang air mata
Melihat putranya rapuh tak berdaya karena membiarkan sendirian berkelana.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
tribudhis 11 Mar, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar