Kasus happy five yang mengakibatkan copotnya Wadir Narkoba Polda Sumut AKBP Apriyanto Basuki Rahmat, mengundang rumor adanya rekayasa kasus atau jebak-menjebak.
Namun terkait isu dan tudingan itu yang berkembang ini, Direrktur Narkoba Polda Sumut, Kombes Andjar Dewanto dengan tegas membantahnya. "Keterlibatan Wadir ini sudah ada prosesnya, tidak ada kepentingan saya menjebak Pak Wadir orang kita bekerja sama kok. Kita profesional aja kok," bantah Andjar.
Menurut Andjar, pihaknya akan melakukan gelar perkara terlebih dulu setelah mendapatkan hasil pemeriksaan dari pihak-pihak terkait. "Yang jelas kita akan konfrontir dengan tersangka-tersangka lain. Kita akan gelar dulu," tegasnya.
Menurut Andjar, terkait kasus ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi, termasuk didalamnya keterangan tiga tersangka (Jonson Jingga, Sri Agustina dan Ade Hendrawan. Kata Andjar, semua kasus, pasti ada sangkut paut keterkaitan dan peranan. "Jadi apa peran si Ade itu, perannya adalah menerima barang dari Jonson Jingga dan menyerahkannya ke Pak Wadir. Ini kan keterangan si Ade," jelasnya.
Saat disinggung, mengapa Wadir tidak ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan Ade Hendrawan yang hanya berdasar pengakuan Jonson langsung ditahan. "Ya, ini kan masih dalam pemeriksaan, kedepan kan kita periksa lagi Pak Wadir. Kalau keterangan tidak cocok akan kita konfrontir," katanya. Menurutnya, berdasarkan keterangan, pihaknya bisa menduga ada keterlibatan Wadir, lantaran saat menerima happy five dari Ade Hendrawan, Wadir tidak langsung menangkapnya. "Makanya Pak Wadir kita katakan diduga ada keterlibatan. Ini loh fokusnya. Kenapa saat itu ada kejadian, dia (Apriyanto) tahu kok tidak ditangkap. Justru disinilah fokus kita, kan harusnya ditangkap," kata Andjar.
Andjar juga sempat mengatakan, jika saja Wadirnya saat itu menurut perintahnya datang ke Brastagi menghadiri acara HUT ndan, tentu saja, semua itu tidak akan terjadi. "Kan kemarin (malam kejadian), saya minta dia (Apriyanto) untuk datang ke Brastagi, tapi karena untuk persiapan ke Bangkok, maka Pak Wadir tidak bisa datang. Tahu-tahunya kok dia (Apriyanto) datang kesitu," katanya. Kata Andjar, setelah adanya keterangan para tersangka, Wadirnya yang saat itu berada di Bangkok langsung ia telpon untuk pulang, guna diperiksa dugaan keterlibatannya. (ala/ton)
(author unknown) 23 Feb, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar