Image: corbis.com
SHEFFIELD - Para siswa di sebuah sekolah di Inggris, Sheffield Springs Academy dilarang menggunakan bahasa gaul atau bahasa sehari-hari ketika berada di sekolah. Sekolah beralasan, larangan ini berguna untuk meningkatkan peluang kerja setelah lulus sekolah.
Nantinya, para siswa usia 11-18 tahun hanya boleh menggunakan bahasa Inggris standar jika berada di dalam lingkungan sekolah. Perserikatan yang menjalankan sekolah ini menyatakan, para siswa harus memotong frasa slang seperti 'hiya' dan 'cheers' dengan menggunakan frasa yang tepat seperti 'good morning', 'goodbye', atau 'thank you'.
Selama ini, menyingkat kata menjadi hal yang populer di Inggris seiring munculnya pesan teks singkat dan situs jejaring sosial Twitter, yang membatasi panjang pesan (140 karakter).
Menurut lembaga yang menjalankan akademi ini, United Learning Trust (ULT), penggunaan bahasa Inggris standar akan memberikan 1.100 siswa sekolah tersebut, kesempatan untuk mengesankan perusahaan saat menjalani wawancara. Akademi ini memang berada di kawasan kelas pekerja di Sheffield.
Wakil Kepala Eksekutif ULT Kathy August menyatakan sekolah tidak ingin siswanya hanya pintar secara akademis tetapi juga memastikan bahwa mereka tidak hanya meninggalkan sekolah dengan ijazah, tetapi juga memiliki keterampilan kerja.
"Kami ingin memastikan mereka percaya diri menggunakan bahasa Inggris standar. Bahasa gaul tidak akan mengesankan orang lain. Anak-anak muda yang akan menjalani wawancara untuk pekerjaan pertama, harus memberikan kesan yang baik sehingga perusahaan yakin kepadanya. Tidaklah sulit untuk mengajak kaum muda menghilangkan kebiasaan menggunakan bahasa slang," ujar August seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (15/2/2012).
Selama ini, August melihat siswanya kerap menyatakan 'ta' ketimbang 'thank you', dan 'see ya' ketimbang 'goodbye'. ULT menambahkan, kebijakan mengenai bahasa gaul merupakan bagian dari etos 'menghentikan kebiasaan di jalanan, di depan gerbang sekolah'.
"Ini berguna untuk memahami bahasa apa yang dapat diterima di antara teman dan dalam situasi formal. Kami ingin memberikan tiap siswa awal yang baik, di mana menggunakan bahasa gaul atau sehari-hari merupakan bagian dari hal tersebut," jelasnya.
Sementara itu, pengawas sekolah mengaku khawatir kebijakan ini akan mengancam orang yang berbicara menggunakan aksen.
"Siapa yang bisa mengatakan apa perbedaan antara bahasa slang dan dialek? Ini benar-benar dapat merusak kepercayaan anak-anak di sekolah," ujar pengawas sekolah dari South Yorkshire Angela Smith. August menolah tuduhan Smith. Menurutnya, sekolah tidak berniat membasmi pengunaan dialek atau aksen.
Pada Oktober 2011, sebuah survei menemukan bahwa satu dari empat orang berbicara dengan menyingkat kata seperti 'lol (laugh out loud)' dan 'soz (sorry)'. Bahkan satu dari 15 orang tidak pernah menggunakan kata 'drat' dan setengah dari peserta tidak mengerti kata 'cad'.(rfa)
sumber
Indonesia kapan nih???
(author unknown) 15 Feb, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar