Bukan main teknologi di balap grasstrack saat ini, hampir merata. Rata-rata sudah mengandalkan kaki-kaki Special Engine (SE). Seperti dua Kawasaki Ninja andalan tim 4 Bintang, Banten ini . “Kami siapkan untuk turun di kejurnas grasstrack musim ini,” ujar Noveri bos tim 4 Bintang.
Dua Kawasaki Ninja ini sengaja disiapkan untuk tracker andalan mereka, Dodi dan Opan. “Seluruh kaki-kaki motor sudah pakai copotan SE,” jelas pengusaha percetakan yang meracik sendiri kedua motornya
Untuk tungganan Dodi mengandalkan Ninja 1997. Motor jenis ini ramai dipakai tim besar lantaran rangka dan mesinnya lebih mudah diracik buat grasstrack. “Rangka sudah terbukti mumpuni untuk melibas trek tanah,”
Berbeda dengan motor Opan, justru mengandalkan Ninja RR 2008. “Setahu saya baru tim kami yang pakai Ninja RR buat balap tanah,” jelas pemilik tim yang sedang meriset Ninja RR baru ini.
Dilihat perbedaannya, Ninja RR punya rangka model tubular yang membulat. Sedang Ninja R justru pakai rangka kotak. "Kami belum tahu kekuatan frame tubular untuk turun grasstrack, makanya sekalian riset," urainya.
Namun Ninja RR punya keunggulan pada blok mesin yang sudah lebih modern. "Blok baru sudah mengaplikasi Superkips, makanya ini kami pilih," jelas Noveri.
Dua motor ini dari kondisi standar yang tersisa dan dipakai prakstis hanya mesin dan rangka tengah. “Posisi sudut komstir dan tulang belakang juga diubah biar ideal diajak manuver di trek tanah,” jelas Noveri.
Ubahan rangka, selain tuntutan trek tanah, juga menyesuaikan pemasangan bodi baru yang mengandalkan cover bodi Honda CRF 85. “Tim kami indentik dengan merah, makanya pasang bodi CRF, jadi nggak perlu ngecat ulang lagi,” ungkap pemilik tim yang juga hobi adventure dengan motor trail ini
Sebagai andalan di trek tanah, sudah pasti kaki-kaki mengadopsi milik SE. Satu set suspensi depan dan lengan ayun Honda CRF 85 kini sudah melengkapi Ninja milik Ovan. Sedang tunggangan Dodi dirasa cukup mengandalkan kaki punya KTM 85.
Ini untuk meyiasati trek grasstrack yang belakangan dipenuhi jumpingan. “Kalau pake sok model lama, pembalap bakal kelabakan, apalagi kaki-kaki SE sudah teruji. Desain trek ekstrem dengan mudah bisa dilahap,” tambahnya.
Terbukti saat dipakai kejuaran grasstrack lokal di kawasan Balaraja. Motor Dodi yang mengaplikasi kaki-kaki KTM mampu bersaing dengan lawannya. "Sok KTM bikin motor tetap stabil padahal saat itu trek berlumpur," jelas pembalap berambut tipis ini.
Namun sulitnya berburu limbah SE 85 bikin Noveri putar otak. Daripada cari ketengan yang harganya juga enggak murah, diboyonglah dua unit SE, yaitu KTM 85 dan Hnda CRF 85. "Lumayan harganya, tapi barang yang dibutuhkan lengkap, Mulai dari sok dan sistem pengereman terpakai semua," jelasnya.
Enggak hanya itu, sektor mesin juga kebagian jatah barang copotan. Biar pengapian makin sempurna, sistem pengapian dua motor SE dipasang untuk kedua Ninja milik tim 4 Bintang.
Sedang setingan mesin masih minim ubahan, hanya menghaluskan areal lubang isap dan buang. "Gigi rasio yang dipakai juga masih standar belum nemu yang cocok buat Ninja," lanjut Noveri.
Lantas buat memperlancar suplai bahan bakar, keduanya mengandalkan karburator gambot bawaan dari motor SE tadi. Biar suplai bahan bakar tetap stabil dipasang katup buluh V-Force 3 yang juga dan memang sudah banyak dipakai kuda besi SE.
Untuk saluran buang alias knalpot dibikin desain baru. Tentu masih mengandalkan buatan lokal. Intinya untuk menyesuikan setingan mesin dan mengikuti dudukan rangka yang sudah berubah. Hanya saja biar tarikan tenaga motor makin ganas, dipakai silencer produk variasi.
http://telagamore.blogspot.com/2009/07/copotan-special-engine.html
Dua Kawasaki Ninja ini sengaja disiapkan untuk tracker andalan mereka, Dodi dan Opan. “Seluruh kaki-kaki motor sudah pakai copotan SE,” jelas pengusaha percetakan yang meracik sendiri kedua motornya
Untuk tungganan Dodi mengandalkan Ninja 1997. Motor jenis ini ramai dipakai tim besar lantaran rangka dan mesinnya lebih mudah diracik buat grasstrack. “Rangka sudah terbukti mumpuni untuk melibas trek tanah,”
Berbeda dengan motor Opan, justru mengandalkan Ninja RR 2008. “Setahu saya baru tim kami yang pakai Ninja RR buat balap tanah,” jelas pemilik tim yang sedang meriset Ninja RR baru ini.
Dilihat perbedaannya, Ninja RR punya rangka model tubular yang membulat. Sedang Ninja R justru pakai rangka kotak. "Kami belum tahu kekuatan frame tubular untuk turun grasstrack, makanya sekalian riset," urainya.
Namun Ninja RR punya keunggulan pada blok mesin yang sudah lebih modern. "Blok baru sudah mengaplikasi Superkips, makanya ini kami pilih," jelas Noveri.
Dua motor ini dari kondisi standar yang tersisa dan dipakai prakstis hanya mesin dan rangka tengah. “Posisi sudut komstir dan tulang belakang juga diubah biar ideal diajak manuver di trek tanah,” jelas Noveri.
Ubahan rangka, selain tuntutan trek tanah, juga menyesuaikan pemasangan bodi baru yang mengandalkan cover bodi Honda CRF 85. “Tim kami indentik dengan merah, makanya pasang bodi CRF, jadi nggak perlu ngecat ulang lagi,” ungkap pemilik tim yang juga hobi adventure dengan motor trail ini
Sebagai andalan di trek tanah, sudah pasti kaki-kaki mengadopsi milik SE. Satu set suspensi depan dan lengan ayun Honda CRF 85 kini sudah melengkapi Ninja milik Ovan. Sedang tunggangan Dodi dirasa cukup mengandalkan kaki punya KTM 85.
Ini untuk meyiasati trek grasstrack yang belakangan dipenuhi jumpingan. “Kalau pake sok model lama, pembalap bakal kelabakan, apalagi kaki-kaki SE sudah teruji. Desain trek ekstrem dengan mudah bisa dilahap,” tambahnya.
Terbukti saat dipakai kejuaran grasstrack lokal di kawasan Balaraja. Motor Dodi yang mengaplikasi kaki-kaki KTM mampu bersaing dengan lawannya. "Sok KTM bikin motor tetap stabil padahal saat itu trek berlumpur," jelas pembalap berambut tipis ini.
Namun sulitnya berburu limbah SE 85 bikin Noveri putar otak. Daripada cari ketengan yang harganya juga enggak murah, diboyonglah dua unit SE, yaitu KTM 85 dan Hnda CRF 85. "Lumayan harganya, tapi barang yang dibutuhkan lengkap, Mulai dari sok dan sistem pengereman terpakai semua," jelasnya.
Enggak hanya itu, sektor mesin juga kebagian jatah barang copotan. Biar pengapian makin sempurna, sistem pengapian dua motor SE dipasang untuk kedua Ninja milik tim 4 Bintang.
Sedang setingan mesin masih minim ubahan, hanya menghaluskan areal lubang isap dan buang. "Gigi rasio yang dipakai juga masih standar belum nemu yang cocok buat Ninja," lanjut Noveri.
Lantas buat memperlancar suplai bahan bakar, keduanya mengandalkan karburator gambot bawaan dari motor SE tadi. Biar suplai bahan bakar tetap stabil dipasang katup buluh V-Force 3 yang juga dan memang sudah banyak dipakai kuda besi SE.
Untuk saluran buang alias knalpot dibikin desain baru. Tentu masih mengandalkan buatan lokal. Intinya untuk menyesuikan setingan mesin dan mengikuti dudukan rangka yang sudah berubah. Hanya saja biar tarikan tenaga motor makin ganas, dipakai silencer produk variasi.
http://telagamore.blogspot.com/2009/07/copotan-special-engine.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar