REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jika serangan Israel terhadap instalasi nuklir Iran terjadi baik secara langsung atau tidak langsung, tentunya dengan partisipasi Amerika Serikat, tampaknya Iran tidak akan membalas dengan meluncurkan rudalnya ke Israel, menyerang kapal-kapal tempur Amerika Serikat, atau menutup Selat Hormuz. Akan tetapi sebagai gantinya, Iran akan mengerahkan dukungan dan solidaritas dunia Islam yang menyimpan sentimen anti-Amerika dan Israel, dan Teheran akan memanfaatkannya.
Hal ini terungkap dari laporan koran Haaretz terbitan Israel dalam sebuah artikelnya. Menurut Haaretz, dukungan potensial pertama akan dikemukakan oleh kelompok minoritas Syiah yang meski dengan jumlah sedikit akan tetapi memiliki peran politik signifikan dan juga memiliki kekuatan finansial yang memadai. Kelompok-kelompok minoritas tersebut terdapat di seluruh negara kawasan mulai dari Lebanon hingga India. Bahkan di sebagian negara, jumlah populasi Syiah mencapai 15 persen dari total jumlah masyarakat. Sementara di Bahrain dan Irak, Syiah merupakan kelompok mayoritas.
Oleh karena itu, tampaknya protes dari kalangan Syiah di dunia Islam akan terorganisir dan meluas serta menarget kepentingan Amerika Serikat dan Israel.
Di saat yang sama, sentimen anti-Amerika Serikat juga telah mencapai tingkat berbahaya di sejumlah negara Sunni termasuk Afghanistan dan Pakistan. Serangan ke Iran akan menciptakan solidaritas dan persatuan seluruh kelompok Muslim di dunia Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar